Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Muara Takus: Sejarah, Asal-usul Nama, dan Kompleks Bangunan

Kompas.com - 04/02/2022, 06:10 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Candi Muara Takut merupakan salah satu kompleks percandian Budha yang ada di Pulau Sumatera.

Dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan yaitu Candi Sulung, Candi Bungsu, Candi Mahligai, dan Palangka.

Candi Muara Takus diyakini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya, dan menjadi bukti peradaban Budha di masa lalu.

Baca juga: Candi Cetho: Sejarah, Kompleks Bangunan, dan Harga Tiket Masuk

Lokasi Candi Muara Takut berada di muara Sungai Kampar Kanan, tepatnya di Desa Muara Takus, XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.

Candi Muara Takus berjarak sekitar 150 kilometer dari Kota Pekanbaru, dengan titik koordinat 0.3332554°N 100.6419115°E.

Rute menuju Candi Muara Takus dapat ditempuh melalui jalan darat, yaitu dari Pekanbaru arah bkittinggi.

Ketika sampai di Muara Mahat, pengunjung kemudian diarahkan melewati jalan kecil menuju ke Desa Muara Takus.

Sejarah Candi Muara Takus

Tahun pembangunan Candi Muara Takus ini masih belum bisa dipastikan oleh para ahli.

Sebagian menyebut Candi Muara Takus dibangun pada abad ke-7, abad ke-9, bahkan ada yang meyakini dibangun abad ke-11.

Terkait nama Muara Takus, terdapat dua teori yang menjelaskan alasan kompleks candi ini dinamakan demikian.

Baca juga: Candi-candi Peninggalan Kerajaan Majapahit

Teori pertama menyebutkan bahwa Muara Takus diambil dari nama anak sungai kecil bernama Takus yang bermuara di Sungai Kampar Kanan.

Sementara teori kedua menyebutkan Muara Takus berasal dari dua kata, yaitu Muara yang artinya tempat akhir aliran sungai.

Kata kedua yaitu Takus yang berasal dari bahasa Tionghoa, yaitu Ta berarti besar, Ku berarti tua, dan Se berarti candi atau kuil.

Sehingga berdasarkan teori kedua, Candi Muara Takus berarti candi tua besar yang letaknya ada di muara sungai.

Candi ini diyakini sebagai candi Budha. Hal ini dikuatkan dengan adanya stupa berupa lambang Budha Gautama.

Kompleks Candi Muara Takus peninggalan Kerajaan Sriwijaya.Dok. Indonesia.travel Kompleks Candi Muara Takus peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa Candi Muara Takus merupakan campuran dari bentuk candi Budha dan Syiwa.

Dasar pendapat ini dikuatkan dalam bangunan Candi Mahligai, yang bentuknya menyerupai lingga (kelamin laki-laki) dan yoni (kelamin perempuan).

Baca juga: 7 Tempat Wisata di Dieng, dari Telaga Warna, Kompleks Candi, hingga Museum

Kompleks Bangunan Candi Muara Takus

Bangunan utama di kompleks ini disebut dengan nama Candi Tuo, yang ukurannya mencapai 32,80 m x 21,80 m.

Candi Tuo ini termasuk paling besar di antara bangunan candi yang lain di kompleks ini.

Letak Candi Tuo berada di sebelah utara candi Bungsu, dengan sisi kiri dan barat terdapat tangga yang diyakini dahulunya dihiasi stupa.

Bangunan Candi Tuo memiliki 36 sisi, dan terdiri dari bagian kaki I, kaki II, tubuh, dan puncak yang telah rusak dan beberapa batunya hilang.

Berikutnya adalah Candi Mahligai, yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10,44 m x 10,60 m, dengan tinggi 14,30 m.

Bagian puncak Candi Mahligai ini berdiri di atas pondamen segi delapan, dan memiliki 28 sisi. Sedangkan alasnya terdapat teratai berganda dengan bagian tengahnya menjulang.

Pada tahun 1860, masih terdapat patung singa dalam posisi duduk di dekat Candi Mahligai ini. Namun sekarang sudah tidak bekasnya.

Baca juga: Perbedaan Candi Hindu dan Buddha

Bangunan selanjutnya disebut Candi Palangka yang berada sekitar 4 meter dari CAndi Mahligai.

Candi Palangka berupa susunan batu bata merah yang tidak dicetak, dan menjadi candi terkecil di antara yang lain.

Bagian kaki Candi Palangka bersegi delapan dengan sudut banyak. Ukuran panjangnya 6,60 m, lebar 5,85 m, dan tinggi 1,45 m.

Adapun bangunan keempat pada Candi Muara Takus ini disebut dengan nama Candi Bungsu.

Letaknya berada di sebelah barat Candi Mahligai, dan bangunannya terbuat dari dua jenis batu yaitu batu pasir dan batu bata.

Bantuk Candi Bungsu berupa persegi panjang dengan ukuran 7,50 m x 16,28 m, sementara tingginya mencapai 6,20 meter.

Selain empat bangunan tersebut, ada pula gundukan tanah dengan dua lobang di dekat gerbang Candi Tuo.

Diyakini tempat tersebut berfungsi untuk pembakaran jenazah, yaitu lobang pertama untuk memasukkan jenazah, dan yang kedua untuk mengambil abunya.

Sumber:
Kompas.com
Perpusnas.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com