Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kancing Baju Batok Kelapa Tembus Pasar AS, Warga di Merauke Untung hingga Rp 35 Juta Per Bulan

Kompas.com - 31/01/2022, 17:44 WIB
Dhias Suwandi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Sarabina Gebze (14) menjadi salah satu warga di Merauke, Papua, yang menuai untung dengan membuat kancing baju berbahan batok kelapa.

Siswi kelas 8 di salah satu SMP swasta di Merauke itu memilih menabung hasil penjualan kreasi tangannya itu untuk membuat rumah. Dia sudah hampir dua tahun menekuni kerajinan tangan yang diekspor ke pasar Amerika Serikat itu.

Sarabina mengaku sebenarnya tidak terlalu bepikir untung dari hasil penjualan kancing baju buatannya itu. Bagi Sarabina, memiliki keahlian baru merupakan hal yang paling berharga, sehingga ia terus menekuni kegiatan tersebut di sela-sela kegiatan sekolahnya.

Baca juga: 5 Kontingen PON XX Papua 2021 Asal Kalbar Positif Covid-19, 2 Diisolasi di Merauke

Kini, Sarabina sudah mahir membuat kancing baju berbahan batok kelapa.

"Kita tidak dapat uang tunai, kita dibuatkan rekening, jadi selama ini kita buat kancing dan hasilnya dibuat membangun rumah, setelah itu baru kita dapat gaji rutin," katanya di Merauke, Minggu (30/1/2022).

Sabarina mengaku tidak butuh banyak waktu untuk membuat kancing dari batok kelapa. Karena itu, seluruh kegiatan dan tugas sekolah masih bisa dikerjakan dengan maksimal.

"Dalam sehari saya hanya satu jam saja kerja, itu bisa dapat 250 kancing," kata Sarabina.

"Setelah aktif membuat kancing, aktivitas tambahan saya hanya main voli, selebihnya istirahat," sambungnya.

Baca juga: Vanili, Tambang Emas Hijau di Sota Merauke Papua

Kini, Sarabina mulai aktif melatih masyarakat membuat kancing. Baginya, aktivitas tersebut jauh lebih menyenangkan dibanding harus menghabiskan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat.

"Yang buat saya lebih senang itu saya sekarang bisa melatih orang lain sampai mereka juga bisa buat kancing," kata dia.

Aktivitas membuat kancing baju berbahan batok kelapa oleh warga di Merauke sudah berlangsung sejak 13 Oktober 2020. Aktivitas tersebut merupakan bagian dari program Pembinaan Masyarakat (Binmas) oleh Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji.

Kancing baju yang terbuat dari batok kelapa yang dibuat oleh warga di Merauke, PapuaDok. Polres Merauke Kancing baju yang terbuat dari batok kelapa yang dibuat oleh warga di Merauke, Papua
Sampai akhirnya, warga mendapat untung dari membuat kancing berbahan batok kelapa karena hasinya dijual ke pembeli di luar negeri.

Satu batok kelapa bisa dijadikan sekitar 160 kancing yang harga jualnya Rp 650 per biji. Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut bervariasi, mulai dari remaja hingga orangtua.

Baca juga: Cerita di Balik Masker Batok Kelapa Milik Budiasa, Dilubangi dan Dicuci Ulang, Berujung Sanksi Push Up

Ekspor ke Chicago

Karena kualitasnya dinilai bagus, Kapolres Merauke AKBP Untung Sangaji yang memiliki program itu langsung membuka jalur perdagangan produk tersebut. Untung Sangaji mengaku sudah mengekspor kancing baju itu ke pasar Amerika Serikat.

"Sekarang kita sudah ekspor sampai Chicago," ucap Untung.

Jumlah produksi produk tersebut sudah cukup besar karena bahan bakunya melimpah di Merauke. Bahkan, kegiatan tersebut kini sudah menjadi industri rumahan bagi 175 warga setempat.

"Kita sudah produksi sejak satu minggu saya di sini, produksinya setiap orang bisa 25.000 biji per bulan, mereka ada yang tidak sekolah, sekarang mereka bisa punya penghasilan," kata Untung.

Baca juga: 7 Orang Masuk DPO Bentrok Sorong, Kapolda Papua Barat: Saya Minta Tak Ada yang Lindungi Pelaku

Latar belakang warga yang dilibatkan dalam program tersebut beragam. Awalnya, Untung menyebut, kebijakan itu untuk membina masyarakat yang memiliki kecenderungan terhadap aktivitas kriminal.

"Sudah 175 orang yang kita bina, ada yang dulunya pemulung, pemabuk, aktivis, setelah kita bina mereka punya keahlian baru," kata dia.

Dibangunkan rumah

Mengenai penghasilan bagi warga yang terlibat dalam program tersebut, Untung menyebut rata-rata setiap orang bisa mendapatkan Rp 35 juta per bulan.

Namun, dana tersebut tidak diberikan secara tunai, melainkan langsung dimasukkan ke dalam rekening tabungan. Hal ini untuk meminimalisir risiko uang tersebut digunakan untuk hal-hal negatif.

Karenanya, tabungan yang telah dimiliki oleh para pembuat kancing, akan digunakan untuk membangun rumah di kawasan SP9, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke.

"Lahan itu akan dibangun perumahan Polres, Brimob dan enam suku, itu bagian dari home industri yang mereka galakkan. Mereka akan membangun rumah yang mereka bayar dengan kerajinan itu," kata Untung.

Baca juga: Keluarga Prajurit TNI yang Gugur di Papua Dapat Santunan Rp 450 Juta

Kebijakan itu pun direspon baik oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri yang menganggap tingkat kriminal di Merauke dapat ditekan dengan kegiatan tersebut.

Mengenai perumahan yang akan dibangun di tanah seluas 50 hektar tersebut, Fakhiri menyebut hal tersebut akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, personel Polri.

"Saya sudah lakukan peletakan batu pertama, kita tahu personel Polri banyak yang belum memiliki rumah sehingga sebagian gajinya dipakai untuk membayar kontrakan, kalau sudah ada rumah maka uangnya bisa mereka gunakan untuk hal lebih produktif," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com