"Ada penerimaan warga yang kurang bagus. Wajar mungkin pemahamannya akibat termakan isu hoaks. Tapi setelah diterangkan bahwa vaksinasi itu untuk kesehatan dan tidak membahayakan, mereka akhirnya mengerti dan mau divaksin," kata Toto.
Bahkan, menurut Toto, dirinya pernah terpaksa harus datang berulang ke rumah warga akibat warga tidak ada di rumah.
"Pas saya datang rumahnya kosong. Mungkin pemiliknya waktu itu pergi bekerja. Besoknya saya datangi lagi dan Alhamdulillah akhirnya bisa bertemu," jelas Toto.
Belum lagi kata Toto ada warga yang minta diantar ke gerai vaksin karena tidak memiliki kendaraan.
Tugas itu dilakoninya dengan senang hati, kendati harus mengantar pulang pergi warga tersebut.
"Setelah saya datangi ke rumah, lalu saya edukasi. Kemudian warga itu mau divaksin. Tapi minta diantar karena tidak punya kendaraan, ya saya antar," kata Toto sambil tersenyum.
Bagi Toto, apa yang dilakukannya itu adalah tugas negara yang harus dilaksanakan sebaik mungkin.
Untuk itu, Toto ingin memastikan seluruh warga yang ada di wilayahnya mendapatkan edukasi terhadap program vaksinasi itu.
"Saya bilang ke warga, vaksinasi ini adalah hak kesehatan masyarakat yang harus diambil. Tujuannya adalah agar kita terhindar dari penyakit," ujar Toto.
Menurut Toto, memang ada warga yang mempertanyakan soal keamanan dan kehalalan vaksinasi itu.
Mungkin akibat termakan isu-isu hoaks yang datang entah dari mana.
Namun, setelah dijelaskan bahwa vaksinasi itu aman bagi kesehatan dan dijamin kehalalannya baru warga tersebut mau divaksin.
"Sebelum divaksin kesehatan warga itu diperiksa terlebih dahulu oleh petugas. Bukan langsung divaksin. Setelah dinyatakan memenuhi syarat baru divaksin," kata Toto.
Untuk kehalalannya sudah mendapat rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Jadi menurut saya tidak ada alasan untuk tidak divaksin, kecuali tidak memenuhi syarat kesehatan," ujar Toto.