Sembilan orang penumpang kemudian berusaha menyelamatkan diri usai kapal tenggelam.
"Pada saat kapal tenggelam, para korban menyelamatkan diri menggunakan rakit dari jeriken serta sampan dan mengamankan persediaan makanan serta air," jelas Pinge.
Para korban terbawa arus sampai mendekati Pulau Manipa pada keesokan harinya, Sabtu (15/1/2022).
Kemudian pukul 10.00 WIT, dua orang korban di antaranya memisahkan diri dengan berenang menuju Pulau Manipa dan akhirnya ditemukan oleh warga.
Saat itu Arifin masih bersama enam penumpang di rakit jeriken.
Baca juga: Kapal Kayu Berpenumpang 8 Orang Tenggelam di Perairan Maluku
Kemudian giliran Arifin Tomia yang memisahkan diri dari rombongan, sehingga tinggal enam orang yang berada di rakit jeriken.
Enam orang tersebut ditemukan masyarakat Desa Namlea Ilath setelah terbawa arus sampai lebih kurang 25 mil dari bibir pantai.
Sedangkan Arifin Tomia yang memisahkan diri dari rombongan masih belum ditemukan.
"Pukul 12.00 WIT tim SAR gabungan kembali mencari satu korban yang belum ditemukan dibantu masyarakat Desa Namlea Ilath, dengan area pencarian perairan antara Pulau Buru, Pulau Manipa dan Pulau Ambalau," ucap Pinge.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 di Maluku di Bawah 70 Persen, Ini Pesan Kapolri
Proses pencarian korban hilang pun dilakukan hingga waktu tujuh hari.
Namun tim SAR terkendala faktor hujan, angin kencang dan gelombang tinggi.
Tim SAR sempat kembali ke Namlea pada Minggu (16/1/2022) pukul 16.00 WIT dan melanjutkan pencarian hari ini.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor: Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.