SOLO, KOMPAS.com - Solo menjadi kota pertama di Indonesia sebagai tempat uji coba operasional prototipe bus low deck berkonsep medium monocoque untuk layanan difabel.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo Hari Prihatno mengatakan, sebuah kehormatan bagi Solo karena ditunjuk sebagai kota pertama dalam operasionalisasi bus rangkitan karoseri Adi Putro tersebut.
"Solo menjadi kehormatan untuk uji coba," kata Hari dikonfirmasi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Warung Kuliner Difabel, Kemandirian Difabel Tegal dalam Berjuang Cari Nafkah
Bus ramah difabel ini beroperasi di koridor 1 Batik Solo Trans.
Uji coba bus ini akan berlangsung selama satu bulan dan telah dimulai pada Selasa (11/1/2022).
Rencananya bus ramah difabel ini akan dioperasionalkan di enam koridor masing-masing ada satu atau dua armada.
"Karena kedepan diharapkan ini menjadi salah satu atau ataupun beberapa bus yang akan disediakan di setiap koridor. Bisa satu, bisa dua khusus untuk difabel," terang dia.
"Kita kan ada enam koridor masing-masing kalau memungkinkan kita minta ke Menhub untuk diberikan dua, dua. Atau misalnya koridor empat satu yang ramai itu dua seperti itu konsepnya," sambung Hari.
Baca juga: Tukang Batu di Klaten Terima Ganti Rugi Tol Solo-Yogyakarta Rp 3,2 Miliar
Menurut Hari, bus low deck ini tergolong angkutan umum massal yang sangat nyaman. Terlebih bagi penumpang yang berkebutuhan khusus.
Sebab, bus low deck memiliki kapasitas 15 tempat duduk tersebut didesain khusus untuk penumpang berkebutuhan khusus.
"Kita berharap sekali lagi ini menjadi prototipe yang baku untuk dipakai untuk teman-teman difabel dan angkutan umum massal yang mungkin bisa disukai oleh masyarakat," terangnya.
Selama satu bulan uji coba penumpang bus ramah difabel tidak dipungut biaya alias gratis.
"Operasionalnya sama seperti BST. Jadi sekali lagi bus itu baru untuk uji coba karena baru prototipe yang dibuat Adi Putro, kebetulan Solo dijadikan tempat untuk uji coba itu. Dan kita beruntung karena Solo sudah dianggap kota ramah difabel," ungkap Hari.
Baca juga: Mobil Listrik Wisata Solo Bakal Buatkan Marka Khusus, Kadishub: Sebagai Pengaman
Terpisah, Ketua Tim Advokasi Difabel Solo, Sri Sudarti, mengatakan berdasarkan laporan hasil uji coba interior bus low deck secara keseluruhan atau 80 persen mendekati sempurna untuk difabel.
"Ada sedikit koreksi di bagian pleseran supaya tidak begitu njeglek untuk kursi roda," katanya.
Kemudian kapasitas kursi roda sementara baru ada satu, tapi fleksibel ketika tidak digunakan untuk kursi roda bisa dipakai untuk kursi biasa.
"Kami tidak mengusulkan untuk ditambah satu atau dua lagi, tapi yang fleksibel. Pada saat tidak dipakai untuk kursi roda, bisa dipakai untuk kursi biasa," ungkap dia.
Baca juga: Mengenal Rambu Solo, Upacara Pemakaman Adat Toraja, dari Prosesi hingga Biaya
Pihaknya juga meminta agar volume suara untuk informasi pemberhentian atau halte bagi disabilitas tuna netra sedikit dibesarkan sehingga bisa lebih terdengar.
"Running text untuk teman tuli sudah ada. Sekat atau cagak atau partisi nanti akan dilepas supaya lebih longgar untuk mobilitas kursi roda," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.