Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sertifikat Tanah Tak Dikasih, Kami Petani Sawit Dibohongi"

Kompas.com - 22/12/2021, 10:45 WIB
Idon Tanjung,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sejumlah petani sawit di Desa Redang Seko, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, mengaku telah dibohongi oleh ketua koperasi mereka.

Pasalnya, sudah bertahun-tahun sertifikat tanah para petani tak kunjung diberikan. Padahal, petani telah mengeluarkan biaya untuk pengurusan sertifikat tanah tersebut.

Hal ini diceritakan salah satu petani Redang Seko, Miswadi (43) saat membuat pengaduan ke Polda Riau dua hari lalu, Senin (20/12/2021).

Baca juga: Kisah Desa Miskin di Prabumulih, Warganya Diajak Peduli Api hingga Manfaatkan Limbah Sawit, Kini Bisa Bekerja dengan Gaji Lumayan

"Kami membuat pengaduan ke Polda Riau, karena sertifikat tanah tak dikasih sama pengurus koperasi, kami merasa dibohongi. Kami juga akan laporkan ketua koperasi dan pengurus lainnya," kata Miswadi saat diwawancarai Kompas.com.

Ia menceritakan, dulu tanah ladang petani yang luasnya sekitar 2.000 hektar dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

Kemudian dibentuk kelompok tani yang tergabung dalam koperasi sawit. Koperasi bermitra dengan sebuah perusahaan.

"Lahan dibangun dengan pola KKPA melalui kredit jangka panjang dari bank," kata Miswadi.

Lalu, dia menyatakan pada tahun 2012 lahan perkebunan itu dikonversi. Masing-masing petani mendapat 2 hektar.

Saat itu, pengurus koperasi berjanji akan membuatkan sertifikat tanah petani sebagai bukti kepemilikan.

"Kami petani di Redang Seko ada 487 orang. Kami sudah bayar semuanya sekitar Rp 80 juta untuk pembuatan sertifikat tanah. Tapi, sampai sekarang tidak kami terima sertifikat itu," kata Miswadi.

Selain itu, banyaknya pemotongan biaya pengurusan perkebunan menjadi keluhan para petani.

Menurut Miswadi, pemotongan tiap bulan lebih dari Rp 400 juta.

"Kata mereka (ketua koperasi) biaya untuk pengurus, biaya bongkar muat dan lainnya. Sekarang ini, lahan kami sudah dijadikan monopoli sama ketua koperasi. Kami merasa dirugikan," kata Miswadi.

Baca juga: Limbah Sawit di Riau Diolah Jadi Biogas, Upaya Menekan Gas Rumah Kaca

Petani lainnya, Bujang (53) menambahkan, hasil perkebunan saat ini dikuasai oleh sekelompok orang.

"Yang jelas perbuatan ketua koperasi merugikan petani. Kami dizolimi, sertifikat tanah kami tak dikasih, padahal sudah dibayar," kata Bujang.

Ia berharap, pihak kepolisian membantu para petani agar dapat mengungkap dugaan penipuan yang dilakukan pengurus koperasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com