Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayaran KM Awu, Pengabdian demi Konektivitas (1)

Kompas.com - 20/12/2021, 09:42 WIB
Dheri Agriesta,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Menurut Arnold, KM Awu yang melintas sekali seminggu di Pelabuhan Waingapu sangat membantu masyarakat setempat untuk bepergian.

"Terjangkau," singkat dia.

Meski begitu, Arnold mengeluhkan pengawasan penumpang saat menaiki kapal. Calon penumpang, kata dia, berdesakan saat mengisi formulir di terminal keberangkatan Pelabuhan Waingapu.

"Maksudnya itu belum berkualitas, kan kita menghindar karena ini Covid-19," kata dia.

Penumpang lainnya, Lamalen terlihat sibuk membujuk anaknya yang merajuk. Lamalen merupakan penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Barat.

Ia pulang bersama suami dan dua anaknya. Lamalen hendak pulang ke Kabupaten Ende.

"Pesawat itu kita uang tidak ada, lebih murah kapal. Pesawat itu dua juta lebih, kita tiga orang berangkat," kata Lamalen, Rabu.

Baca juga: Besok, Jenazah Mantan Gubernur NTT Diterbangkan dari Bali Menuju Kupang

Lamalen sudah hampir seminggu di KM Awu. Tak lama lagi, ia akan tiba di Pelabuhan Ende.

"Kita mau bosan bagaimana? Kita mau cepat ya kita pakai pesawat. Kita mampu hanya kapal," kata dia.

Perempuan yang bekerja di kebun sawit di Kalimantan Barat itu mengaku baru delapan bulan merantau. Ia terpaksa pulang ke Ende karena rumahnya tak ada yang menghuni.

Sebelumnya rumah itu dihuni anak dan menantunya. Kini, anak dan menantunya membeli rumah baru. Mereka tak lagi tinggal di rumah Lamalen.

Selain faktor harga tiket lebih murah, Lamalen memilih kapal laut karena bisa membawa banyak barang. Penumpang diizinkan membawa barang sebanyak 40 kilogram.

Sehingga, ia bisa membawa barang-barang dari rumah di Kotawaringin Barat.

"Kalau pesawat itu mahal, barang-barang tidak muat. Kalau di sini kita mau bawa berapa muat, tiket kapal juga murah," kata Lamalen.

"Kalau pakai pesawat Rp 2 juta lebih (satu orang), tiga orang sudah berapa itu," kata dia.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya Sempat Dirawat 2 Minggu di RS

Lamalen tak menampik satu-satunya kendala yang dihadapi selama lima hari di KM Awu adalah menghadapi anaknya yang rewel.

"Tapi mau gimana, hemat, kita terima saja," kata dia.

Sementara itu, Viky penumpang dari Pelabuhan Kumai menuju Pelabuhan Tenau Kupang punya alasan lain untuk memilih perjalanan menggunakan KM Awu.

Ini pertama kalinya Viky pulang dengan kapal laut. Biasanya, ia pulang ke Kupang dengan pesawat terbang.

"Kali ini mau naik kapal laut, karena pertimbangan ada teman. Pertama kali rasa rasa takut gitu, cuma dalam perjalanan sudah nyaman begitu," kata dia.

Baca juga: Mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya Meninggal Dunia di Bali

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com