Saiful menyebutkan, ada banyak kapal yang bisa dimanfaatkan penumpang dari Pelabuhan Waingapu menuju sejumlah daerah di NTT, khususnya Kupang.
Masyarakat bisa memanfaatkan kapal yang dikelola PT Pelni maupun swasta. Namun, KM Awu merupakan favorit masyarakat Waingapu.
"Karena besar, bersih, terus dapat makan. Orang itu senangnya di situ. Apalagi sekarang servis makanan bagus," kata Saiful.
Di dalam kapal pabrikan Jerman itu, penumpang mendapatkan makanan tiga kali sehari. Makanan itu disiapkan koki di dapur yang terletak di lantai tiga kapal.
Baca juga: PVMBG: Gempa Vulkanik di Gunung Awu Masih Terekam, Statusnya Level Waspada
Selain untuk angkut penumpang, KM Awu juga dimanfaatkan masyarakat untuk membawa barang dan logistik.
Saiful mengatakan, tak ada kapal roro yang melintas di Pelabuhan Waingapu. Sehingga, masyarakat setempat memanfaatkan jasa kapal feri, kapal swasta, hingga kapal milik PT Pelni.
"Kadang dari Surabaya ada banyak juga barang, karena ada kapal tol laut dari Surabaya ke Kupang," kata dia.
Pada Rabu pagi itu, aktivitas bongkar muat di KM Awu terlihat saat Kompas.com hendak menaiki kapal. Beberapa kotak putih berukuran lumayan besar diturunkan dari kapal.
Kotak-kotak itu ternyata berisi es krim, makanan beku, dan minuman ringan. Petugas yang membongkar kotak itu menyebut, barang-barang itu akan disalurkan ke sejumlah toko di Waingapu.
Menurut Saiful, es krim hingga makanan beku itu dibeli dari Bali.
"Distributor itu ada di Bali, nanti disebarkan ke sejumlah toko, ada nama masing-masing toko di boks itu," kata Saiful.
"Selain ada kapal Awu masuk, kita ada river juga, itu paling Utama river itu (untuk angkutan barang)," tambahnya.
Sebuah kontainer terlihat di haluan KM Awu. Kontainer itu juga berfungsi sebagai lemari pendingin.
Di dekatnya, terlihat beberapa motor yang dibingkai dengan kotak kayu. Mereka tersusun rapi bersama sejumlah barang lain di haluan kapal.
Nakhoda KM Awu, Kapten Erivaldi RZ mengatakan, motor-motor itu rata-rata dibawa penumpang dari Pelabuhan Kumai, Kotawaringin Barat.
Kotawaringin Barat, kata dia, merupakan salah tujuan masyarakat NTT untuk bekerja. Biasanya, mereka bekerja di ladang sawit.
"Kita sengaja pasangkan kayu seperti kotak itu biar kelihatan dimensinya," kata Eri saat berbincang di anjungan kapal.
Baca juga: Tersesat Saat Turuni Gunung Awu, 2 Pendaki Diselamatkan Tim SAR
Erivaldi sering melihat penumpang membawa motor dengan KM Awu. Motor-motor itu nantinya dipakai untuk beraktivitas selama di NTT.
Ada juga penumpang yang sengaja membawa motor untuk ditinggalkan di kampung halaman.
Pelayaran rute Pelabuhan Kumai-Pelabuhan Kalabahi kali itu sudah mulai terasa ramai. Masyarakat NTT dari sejumlah wilayah sudah mulai pulang untuk persiapan Natal.
Namun, Eri menyebutkan, penumpang paling banyak naik dari Pelabuhan Benoa, Bali. Ia tidak menyebut angka pasti, tetapi jumlah penumpang yang tersisa pada perjalanan Waingapu-Kalabahi itu sekitar 900 orang.
Setelah menempuh sekitar delapan jam perjalanan dari Pelabuhan Waingapu, KM Awu tiba di Kabupaten Ende.
Baca juga: Detik-detik Terjadinya Ledakan di Kapal Motor di NTT, 4 Orang Lompat ke Laut
Kapal itu bersandar sekitar dua jam untuk melakukan aktivitas bongkar muat barang dan penumpang.
Sejumlah penumpang dengan tujuan Kabupaten Ende terlihat mulai sibuk mengumpulkan barang bawaan mereka. Mereka lalu mengantre turun kapal. Beberapa di antaranya telah ditunggu keluarga di dermaga.
Di antara penumpang terlihat Mama Lamalen menggendong dan memegangi anaknya. Setelah lima hari di laut, ia akhirnya tiba di kampung halaman.
Setelah dua jam sandar di Pelabuhan Ende, KM Awu bertolak menuju Pelabuhan Tenau, Kupang. Perjalanan itu memakan waktu sekitar sembilan jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.