SURABAYA, KOMPAS.com - Massa buruh se-Jatim yang menolak upah murah dalam penetapan upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kota (UMK) 2022 tiba di Gedung Negara Grahadi, Surabaya , Jawa Timur, pukul 14.50 WIB.
Setidaknya ada 50.000 buruh yang ikut turun ke jalan dalam aksi terakhir yang dipusatkan di Gedung Negara Grahadi.
Baca juga: 3.600 Aparat Gabungan Kawal Demo Buruh di Gedung Grahadi Surabaya
Jubir Gerakan Serikat Pekerja Jatim Jazuli mengungkapkan, para peserta aksi kali ini terdiri dari para buruh di setiap daerah se-Jatim.
Sebagian di antaranya tergabung dalam massa Gerakan Serikat Pekerja (Gasper).
Jazuli menuturkan, aksi terakhir kali ini diikuti sekitar 50.000 buruh.
"Mereka berasal dari Kediri, Tuban, Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, dan Jombang," kata Jazuli.
Baca juga: Kunjungi Rumah Oksigen di SIER Surabaya, Komisi VI DPR RI: Harus Siap Hadapi Varian Omicron
Para peserta mulai bergerak dari lokasi masing-masing sekitar pukul 12.00 WIB dan tiba di titik pusat unjuk rasa di Grahadi sekitar pukul 15.00 WIB.
Jazuli mengatakan, para buruh mengaku kecewa dengan sikap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang dinilai tidak aspiratif.
Sebab, sejak Senin (29/11/2021), Khofifah tak kunjung menemui para buruh yang menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya.
Padahal, rencana unjuk rasa sudah diinformasikan sejak lama, baik secara tersirat maupun tersurat. Aksi demo buruh se-Jatim juga tersiar di media massa.
"Sudah kami beritahukan jauh-jauh hari (Ke Polda dan Pemprov Jatim)," kata dia.
Baca juga: Surabaya Gerakkan 32.600 Kader Kesehatan Hadapi Pancaroba, Antisipasi DBD di Permukiman