Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 1.514 Titik Banjir di Medan Saban Hujan, Walkot Bobby Kesal Saat Panggil Camat dan Dinas PU

Kompas.com - 26/11/2021, 14:54 WIB
Kontributor Medan, Daniel Pekuwali,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Wali Kota Medan Bobby Nasution mengumpulkan seluruh camat, pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan UPT di bawahnya, Dinas Perkim, BPBD serta pemangku kepentingan lainnya untuk membahas masalah banjir di Medan.


Sebab, dalam beberapa hari terakhir, banjir selalu saja menggenangi permukiman warga tiap kali hujan turun.

Baca juga: Beredar Video Seorang Perempuan Jadi Korban Penculikan Usai Memesan Taksi Online di Medan

Pemkot Medan mencatat, ada sekitar 1.514 titik genangan air di Medan saat hujan turun. Titik genangan itu terhampar di seluruh kecamatan di Medan.

"Saya minta, titik-titik ini segera kita kurangi bersama," kata Bobby memulai rapat tersebut di Restoran Kenanga, Jumat (26/11/2021).

Baca juga: Sebelum Tewas Dianiaya, Tahanan Polrestabes Medan Dipaksa Video Call

Kecamatan Medan Utara masih digenangi air

Bobby kemudian mempersilahkan para camat memaparkan kondisi terkini di wilayah mereka. Sampai kini, kecamatan di kawasan Medan Utara masih digenangi air.

Hanya saja, paparan para camat itu kurang mendetil, terkait kendala dan solusi yang bakal diambil.

Sama halnya saat UPT di bawah Dinas PU yang memamparkan kondisi terkini drainase di Medan.

Baca juga: Kunjungi Lokasi Terdampak Banjir di Medan, Bobby Nasution: Insya Allah, Pasti Ada Solusi

Bobby dan Sekda terlihat kesal

Bobby dan Sekda Wiriya Alrahman bahkan sempat terlihat kesal karena UPT juga tak bisa menjelaskan secara gamblang soal masalah parit di Medan.

Lebih-lebih saat mereka tak bisa menunjukkan lokasi tepat drainase bermasalah di peta.

"Ah, kalian ini. Saya pikir pembahasan hari ini sudah masalah teknis," sesal Bobby.


Hingga rapat berakhir, solusi dari rapat itu tak ada. Bobby kemudian mendesak seluruh UPT untuk memperinci masalah teknis drainase di Medan, yang kemudian ditunjukkan dengan peta yang lebih jelas.

"Jangan lagi pakai GoogleMap macam tadi," tegasnya.

 

Pekan depan, soal titik banjir harus beres

Sejumlah pengendara berusaha menerobos genangan air di Jalan Stasiun, Medan. KOMPAS.com/DANIEL PEKUWALI Sejumlah pengendara berusaha menerobos genangan air di Jalan Stasiun, Medan.
Dia memberi batas waktu kepada Dinas PU hingga Rabu pekan depan untuk menyelesaikan masalah itu.

Selain itu, dia juga mendorong para camat untuk memerintahkan para lurah menggunakan Dana Kelurahan untuk membangun dan membenahi drainase yang bermalasah.

"Jangan semua dibebankan ke Dinas PU, kalau kecil-kecil, bisa pakai Dana Kelurahan," tegasnya.

Usai rapat, Bobby mengonfirmasi rapat itu sebenarnya untuk mencari solusi mengatasi masalah banjir di Medan.

Penyebab banjir di Medan, drainase tak berfungsi maksimal

Salah satu penyebab utama banjir di Medan adalah drainase yang memang tak berfungsi secara maksimal.

"Targetnya untuk yang pertama titik banjir bisa berkurang, intensitas bisa berkurang, luas genangan bisa berkurang," ungkap Bobby.

Dia mengatakan, jajarannya juga diminta untuk membuat perencanaan yang lebih mendetil, termasuk skala prioritas saluran drainase mana yang akan dibenahi lebih dahulu.

"Tadi saya minta hari Rabu, maksimal itu sudah bisa ditentukan luasan mana yang mau kita lakukan terlebih dahulu, berapa jumlah titik dari 1.500 tadi bisa kita reduksi jadi berapa titik. Tahapan tahapannya harus bisa kita lihat progresnya," pungkas Bobby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com