Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascabanjir, Gubernur Kalbar Minta 5 Bupati Atur Kewenangan Penanganan Bencana

Kompas.com - 24/11/2021, 15:59 WIB
Hendra Cipta,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SINTANG, KOMPAS.com – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji meminta lima bupati yang daerahnya terdampak banjir untuk bertemu dan membuat rencana penanganan bencana sesuai kewenangan masing-masing.

Kelima bupati tersebut adalah Bupati Sintang Jarot Winarno, Bupati Melawi Dadi Sunarya, Bupati Sekadau Aron, Bupati Sanggau Paolus Hadi dan Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan.

“Saya berharap lima bupati yang wilayahnya terendam banjir, ketemu dengan saya di Pontianak. Lalu ada pembagian tugas untuk mengatasi banjir sesuai kewenangan. Bupati buat apa, gubernur buat apa,” kata Sutarmidji dalam keterangan tertulis yang dilansir Prokopim Kabupaten Sintang, Rabu (24/11/2021).

Baca juga: Gubernur Kalbar: Banjir di Sintang Heboh karena Fadli Zon, tapi Bagus Perhatian Pusat Jadi Banyak

Dia juga meminta setiap daerah memiliki database bencana untuk memudahkan penanganan.

“Masing-masing daerah harus punya database bencana. Menangani bencana semua harus terang benderang dan tidak boleh menutupi informasi. Sampaikan apa adanya, jangan basa basi,” ujar Sutarmidji.

Sutarmidji menerangkan, jalan provinsi di Kabupaten Sintang ada sepanjang 170 kilometer. Di mana, dari 170 kilometer itu, kondisi bagus 40 kilometer dan 130 kilometer masih berupa tanah merah.

“Jalan yang kena banjir sepanjang 4 kilometer, yakni di daerah di Semubuk Ketungau Hilir,” ucap Sutarmidji.

Sebagai informasi, kondisi terkini banjir sudah mulai surut. Dari awalnya 12 kecamatan, kini sudah sisa lima kecamatan, yakni Kecamatan Sintang, Kecamatan Tempunak, Kecamatan Sepauk, Kecamatan Binjai Hulu dan Kecamatan Ketungau Hilir.

Baca juga: Banjir di Sintang Kalbar Jadi yang Terbesar dan Terlama sejak 1963

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang Bernhad Saragih mengatakan, puncak banjir pada 16 November 2021. Banjir dipengaruhi hujan deras yang terjadi sejak 11 November 2021 sampai 15 November 2021.

“Pada puncak banjir tersebut sudah berdampak pada 35.652 kepala keluarga atau 123.936 jiwa. Laporan ini sumbernya dari RT hingga lurah dan kepala desa,” kata Bernhad.

Saat puncak banjir, terdapat 17.496 kepala keluarga yang mengungsi.

“Ada yang meninggal saat banjir karena disebabkan kelalaian korban. Kami sudah beri peringatan soal banjir sejak Agustus 2021,” terang Bernhad.

Banjir juga mengakibatkan 77 gardu listrik rusak serta 88 rumah ibadah, sembilan kantor, dan sebuah rumah sakit terendam.

“Dari 77 gardu listrik rusak, saat ini 71 gardu sudah menyala. Kemudian 15.633 pelanggan listrik menyala dan 1.027 pelanggan masih padam,” terang Bernhad.

Kemudian, selama dua pekan Jalan Utama Lintas Melawi tidak bisa dilewati kendaraan roda dua.

Sehingga pihaknya membantu menyediakan kendaraan penyeberangan.

“Kami sudah siapkan data pascabencana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi,” ungkap Bernhad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com