SINTANG, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) Yosepha Hasnah mengungkapkan, banjir yang terjadi merupakan terbesar dan terlama sejak 1963 atau 58 tahun yang lalu.
Sebagai informasi, banjir yang terjadi lebih dari tiga pekan menyebabkan daerah tersebut lumpuh total.
“Banjir yang melanda kami ini merupakan banjir terbesar dan terlama sejak 58 tahun. Tahun 1963 pernah terjadi banjir seperti ini. Dan baru terjadi lagi tahun ini,” kata Yosepha melalui keterangan tertulisnya, Rabu (24/11/2021).
Baca juga: Kondisi Terkini di Sintang, Banjir Berangsur Surut
Menurut Yosepha, kondisi terkini banjir sudah mulai surut.
Dari awalnya 12 kecamatan, kini sudah sisa lima kecamatan, yakni Kecamatan Sintang, Kecamatan Tempunak, Kecamatan Sepauk, Kecamatan Binjai Hulu dan Kecamatan Ketungau Hilir.
“Kondisi menuju Keraton Sintang juga masih setengah paha orang dewasa. Tapi dari hari ke hari, banjir terus surut,” terang Yosepha.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang Bernhad Saragih mengatakan, puncak banjir pada 16 November 2021.
Baca juga: Hampir Sebulan Sintang Terendam Banjir, Pemda Kalbar Butuh Perahu Karet hingga Dapur Umum Mobile
Banjir dipengaruhi hujan deras yang terjadi sejak 11 November 2021 sampai 15 November 2021.
“Pada puncak banjir tersebut sudah berdampak pada 35.652 kepala keluarga atau 123.936 jiwa. Laporan ini sumbernya dari RT hingga lurah dan kepala desa,” kata Bernhad.