Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nenek Murtiah Produksi Tempe Dibungkus Daun Jati, Sudah Berjualan Sejak 1978

Kompas.com - 23/11/2021, 05:35 WIB
Bagus Supriadi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Nenek Murtiah (68), warga Desa Wonojati, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur, sudah memproduksi tempe sejak 1978.

Saat itu, ia bersama suaminya menjalankan usaha tersebut. Produk tempe yang diolahnya memiliki keunikan tersendiri, dibungkus menggunakan daun jati.

Murtiah memilih daun jati sebagai kemasan tempe karena mudah didapatkan. Selain itu, daun jati memberikan aroma khas tersendiri.

Menurut Murtiah, tempe yang dibungkus daun jati bisa bertahan lebih lama, sampai dua hari. Jika dibungkus plastik, tempe biasanya bertahan sekitar sehari.

“Aromanya itu beda, ada sedikit aroma daun jati. Rasa tempenya juga lebih gurih dan lebih nikmat,” kata Murtiah saat ditemui di rumahnya, Senin (22/11/2021).

Pembeli tempe yang dibuat Murtiah cukup ramai. Dulu, suaminya menjual tempe itu dengan cara berkeliling.

Baca juga: Potret Toleransi Beragama di Jember Utara, Ada Kitab Injil Berbahasa Madura

Setelah sang suami meninggal, Murtiah memproduksi sendiri tempe itu sesuai kemampuannya.

Dalam sehari, Murtiah mengeluarkan modal sekitar Rp 120.000. Modal itu dipakai membeli kedelai untuk diolah menjadi tempe.

Murtiah telah memiliki pelanggan tetap yang hanya ingin membeli tempe menggunakan daun jati. Selain itu, banyak warga yang datang membeli tempe daun jati sebagai oleh-oleh.

“Sering warga sini pesan untuk dibawa ke Surabaya, Bali, Madura dan kota-kota lain untuk bingkisan oleh-oleh,” jelas dia.

Tempe buatan Murtiah juga ditunggu para pengecer sayur sebagai bahan dagangan. Hanya saja, keterbatasan tenaga yang dimiliki membuatnya hanya mampu memproduksi delapan kilogram kedelai dalam sehari.

“Tenaga saya sudah tidak kuat lagi. Jadi saya produksi hanya sekadar untuk melayani pelanggan yang biasa ngambil ke rumah saja. Capek mau buat terlalu banyak. Kecuali memang ada pesanan khusus,” papar dia.

 

Murtiah juga tak mengharapkan penghasilan yang banyak dari berjualan tempe. Sekali produksi dalam sehari, dia hanya mendapatkan omzet sekitar Rp 150.000.

Uang itu diputar terus untuk kebutuhan sehari-harinya.

Kegiatan Murtiah dalam membuat tempe mendapat bimbingan dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Jember, yakni melalui program KKN yang menugaskan mahasiswa untuk membantu mengembangkan usaha kecil di desa.

Baca juga: 1.468 Aparat Kepolisian Dikerahkan Amankan Pilkades Serentak di Jember

“Salah satunya adalah usaha tempe Mbah Murtiah. Selain membantu dalam perihal kemasan dan pengembangan produk, mahasiswa juga membantu mengenalkan produk melalui media online supaya tempe daun jati ini lebih dikenal,” kata koordinator program KKN STIA Pembangunan Rohim.

Meskipun pembuatan tempe daun jati itu terbatas, pihaknya berharap produksi tempe itu bisa dilanjutkan dan dikembangkan oleh anak-anak Murtiah.

Ia berharap produksi tempe itu itu ditingkatkan dan mengembangkan penjualan secara online. Hal itu perlu dilakukan karena tempe Murtiah telah memiliki ciri khas tersendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com