Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amaq Bengkok Menunggu Kepastian Tanah Miliknya di Pinggir Pagar Sirkuit Mandalika yang Jadi Sengketa

Kompas.com - 19/11/2021, 07:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Amaq Bengkok, warga Dusun Ebunut, Desa Kuta, Lombok Tengah masih bertahan tinggal di sekitar kawasan Sirkuit Mandalika.

Ia enggan pindah karena masih bersengketa dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengembang kawasan.

Amaq Bengkok tinggal di rumah sederhana bersama sang istri, Yamin dan anaknya yang masih duduk di bangku SD, Desi.

Rumah mereka berada sekitar 100 meter dari proyek pengerjaan Sirkut Mandalika. Dari rumah Amaq Bengkok terlihat jelas sebuah bukit dengan logo bertuliskan MGPA, singkatan dari Mandalika Grand Prix Association.

Baca juga: Warga Tanam Kedelai di Pinggir Pagar Sirkuit Mandalika di Lahan yang Masih Sengketa

Tanam kedelai di pingir pagar Sirkuit Mandalika

suasana menanam kedelai di lahan yang diklaim Amaq BengkokKOMPAS.COM/IDHAM KHALID suasana menanam kedelai di lahan yang diklaim Amaq Bengkok
Hari ini, Selasa (17/11/2021) sore terlihat delapan ibu-ibu sedang melubangi tanah untuk menanam kedelai.

Mereka menanam kedelai di lahan Amaq Bengkok yang berhadapan langsung dengan pagar Sirkuit Mandalika Service Road.

Pemandangan tersebut dilatarnelakangi dengan logo Mandalika Grand Prix Asossation (MGPA) yang terpampang besar di bukit yang tak jauh dari lokasi bekerja.

Hari itu Amaq Bengkok sedang menanam satu kwintal benih kedelai. Ia meminta bantuan para ibu itu untuk menanam.

Baca juga: Bertahan di Kawasan Sirkuit Mandalika, Amaq Bengkok: Mau Tidak Mau Harus Tinggal di Sini karena Belum Dibayar...

Delapan ibu-ibu yang membantu dirinya menanam kedelai masing-masing mendapatkan bayaran Rp 35.000.

"Upahnya Rp 35.000 per orang untuk per harinya. Ada 8 orang yang bekerja tadi, jadi ada sekitar Rp 250.000 lebih untuk mengupah mereka," ungkap Amaq Bengkok.

Ia berharap hasil tanamannya kelak dapat dijualnya dengan harga tinggi, agar bisa menghidupi anak dan istrinya yang masih tinggal di rumah bekas gusuran akibat pembangunan Sirkuit Mandalika.

"Mudah-mudahan tanaman ini besok subur, berhasil panen agar dapat beli beras dan uang saku anak sekolah," ungkap Amaq Bengkok.

Baca juga: Cerita Amaq Bengkok Bertahan di Gubuk Reyot Tak Jauh dari Sirkuit Mandalika: Karena Belum Dibayar...

Dia mempunyai lahan seluas 1,5 hektare, yang merupakan warisan sang ayahnya bernama Aluh.

Ia tidak pernah merasa menjual tanah tersebut. Dari tanah peninggalan orangtuanya itu ia biasa menanam kacang-kacangan dan umbi-umbian untuk hidup bersama keluarga.

Sebagain tanahnya masuk lintasan sirkuit

Amaq Bengkok saat ditemui kompas.com, sedang duduk di sebuah gazebo, sambil melihat pembangunan sirkuit MotoGP MandalikaKOMPAS.COM/IDHAM KHALID Amaq Bengkok saat ditemui kompas.com, sedang duduk di sebuah gazebo, sambil melihat pembangunan sirkuit MotoGP Mandalika
Kini, tanah seluas 1,5 tersebut sebagiannya telah terpakai masuk menjadi lintasan sirkuit. Sisanya yang ada di luar pagar digunakan ia tinggal dan ladang menanam kedelai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com