KOMPAS.com - Kasus Trimah (69), nenek asal Magelang yang diserahkan tanpa perundingan di panti jompo Griya Lansia Husnul Khotimah, Kabupaten Malang, menjadi perhatian publik.
Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah Arief Camra menilai, tindakan tiga anak Trimah adalah sebuah kesalahan karena melepas tanggung jawab sebagai anak.
Namun Arif dengan lapang dada meminta maaf jika dianggap salah karena mengunggah surat pernyataan keluarga di Facebook pribadinya.
"Tapi ketiga anak mbah Trimah juga lebih salah, karena ingin lepas tanggung jawab. Nah, tanggung jawab itulah yang diambil alih Griya Lansia," kata Arief lewat pesan singkat, Rabu (3/11/2021).
Baca juga: Mengaku Diajak Jalan-jalan Ternyata Dititipkan ke Panti Jompo, Trimah: Tadinya Bilang Perginya Dekat
Cerita Trimah mulai menyita perhatian usai sebuah foto surat pernyataan tiga anak Trimah yang menyerahkan ke panti jompo viral di media sosial.
Surat itu diunggah oleh Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khotimah Arif Camra di akun Facebooknya pada 27 Oktober 2021 lalu.
Dalam surat pernyataan itu tertulis, anak-anak Trimah menyerahkan orangtuanya karena faktor kesibukan masing-masing.
"Kami bersepakat menyerahkan perawatan orang tua kami kepada Griya Lansia Husnul Khatimah Malang dikarenakan kesibukan kami masing-masing," demikian bunyi surat itu.
"Apabila orang tua kami meninggal dunia maka kami menyerahkan proses pemakaman orang tua kami kepada Griya Lansia Husnul Khatimah," isi surat tersebut.
Arief mengatakan panti jompo tersebut kini merawat 60 lansia, namun hanya tiga orang yang diserahkan sepenuhnya oleh keluarganya.
Mereka adalah Martiin asal Sidoarjo, Trimah asal Magelang, dan almarhum Soetiyo asal Jombang.
Tak hanya Trimah, Arief juga mengunggah surat pernyataan keluarga dari dua orang lansia tersebut.
"Tiga kasus penelantaran orangtua tersebut memang saya posting terbuka agar menjadi pelajaran bagi publik," kata dia.
Dengan mengunggah di media sosial, Arief juga ingin masyarakat peduli dengan lansia dan ikut berdonasi untuk penanganan lansia agar lebih terjamin.
"Mengapa harus di-posting? ya dengan cara itu lah kami mengajak publik untuk merawat dan menghidupi mereka. Saya selama ini tidak lebih hanya mem-posting program harian dan atau asal usul lansia yang ditemukan," kata Arief.
Baca juga: Ibu Trimah Mendadak Dititipkan ke Panti Jompo oleh Anaknya, Ini Saran Psikolog
Trimah memiliki tiga anak, yaitu dua perempuan dan satu laki-laki.
Satu anak perempuannya tinggal di Pekalongan, sedangkan dua anak yang lain tinggal di Jakarta.
Suami dari anaknya yang tinggal di Jakarta bekerja sebagai tukang ojek.
Anak laki-lakinya di Jakarta bekerja sebagai sopir dan terkena PHK akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Kasus Mbah Trimah, jika Dianggap Salah, Saya Terima, Saya Minta Maaf Sudah Bikin Gaduh, tapi...
Sedangkan suami anaknya di Pekalongan juga bekerja sebagai sopir.
Dia sempat tinggal bersama anaknya di Pekalongan, lalu pindah bersama anaknya di Jakarta.
Setelah masa kontrak rumah yang dia tinggali habis, Trimah kemudian dibawa ke Griya Lansia, Kabupaten Malang.
Sebelum dibawa ke panti jompo, Trimah sempat tinggal bersama anaknya.
Trimah mengaku tidak pernah diberi tahu jika dia akan dibawa ke panti jompo.
"Pokoknya pergi yuk, tadinya bilang (perginya) dekat," kata Trimah, Senin (1/11/2021)
Saat tiba di Griya Lansia pada 27 Oktober 2021, Trimah hanya mengikuti kehendak anaknya meski mengaku kecewa.
Apalagi kondisinya tidak bisa berjalan akibat gangguan kesehatan di bagian persendiannya.
Dia pun harus menggunakan bantuan kursi roda untuk beraktivitas.
"Mereka bilang, Ma hati-hati, yang sabar ya, Mama sabar di sini. Saya bilang iya saja," katanya.
Baca juga: Akademisi UB: Menitipkan Lansia di Panti Jompo Bisa Tergolong Kekerasan jika...
Sebagai seorang ibu, Trimah tetap mendoakan yang terbaik bagi putra-putrinya.
Doa itu dia panjatkan setiap saat ketika teringat pada buah hatinya.
"Supaya panjang umur, mudah rezeki, dimudahkan segala urusannya," katanya.
"Mudah-mudahan saja dia (anak-anaknya) masih ingat punya orangtua," tutur Trimah
Di tempat tersebut, Trimah menempati kamar lansia 10.
Dia juga mengaku sudah merasa betah dan tidak ingin dijemput keluarga.
"Tidak mau udahan. Di sini saja ada yang merawat dari pada disia-siakan," katanya.
Adik Trimah di Magelang, Isnandi, mengaku sedih mengetahui kakaknya dibawa anak-anaknya ke panti jompo.
Padahal belum lama ini, Trimah juga sempat dititipkan di Magelang hingga 40 hari.
“Anaknya bilang dari sini cuma mau dibawa ke anak yang kecil di Pekalongan. Cuma bilang gitu. Sampai sekarang tahu-tahu viral. Ya terharu karena (Trimah) saudara saya," kata Isnandi, kepada wartawan di rumahnya, Senin (1/10/2021).
Isnandi yang hidup sendiri merasa tidak sanggup merawat Trimah.
Anak-anaknya sudah tinggal bersama suami dan istri masing-masing.
Baca juga: Ponsel Sopir Vanessa Angel Diperiksa Polisi secara Digital Forensik
Isnandi bekerja di sebagai montir di bengkel sepeda motor.
Salah satu anak Isnandi sempat mencarikan kursi roda untuk Trimah ketika itu.
“Dia (putera Trimah) bilang saya suruh merawat. Namun karena saya di sini hidup sendiri, saya rembugan untuk saling membantu. Namun yang bersangkutan sampai beberapa waktu nggak ada solusi, tidak ada bantuan," ungkapnya.
Baca juga: [POPULER SAINS] Diidap SBY, Ini Tanda Kanker Prostas | Kata Sosiolog Soal Ibu Trimah
Dosen di Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Brawijaya (UB), Ika Herani menilai kasus penitipan atau penyerahan lansia ke panti jompo bisa saja disebut kekerasan jika tidak ada diskusi terlebih dahulu.
Menurutnya, orangtua harus dengan secara sadar bersedia tinggal di panti jompo.
"Kalau misalnya kita mau meletakkan orangtua di panti jompo seharusnya orangtua ini tahu dan punya keinginan untuk tinggal di situ," katanya melalui sambungan telepon, Selasa (2/11/2021).
"Tidak tiba-tiba ditaruh di panti jompo. Kalau tidak dikasih tahu dari awal maka ini masuk di bullying atau kekerasan terhadap lansia," katanya.
Baca juga: Kecewa Dititipkan di Panti Jompo, Trimah Tetap Doakan Anaknya: Semoga Panjang Umur, Murah Rezeki...
Dia melihat panti jompo di Indonesia memiliki kondisi berbeda-beda.
Apabila tempatnya tidak memenuhi standar, kemungkinan lansia tidak akan merasa nyaman.
"Kalau yang saya tahu, tidak semua lansia senang di panti jompo. Karena panti jompo kita karakteristiknya macam-macam. Ada panti jompo yang tidak memenuhi persyaratan minimal untuk layak dikatakan sebagai panti jompo yang nyaman," katanya.
Sumber: Kompas.com (Andi Hartik, Ika Fitriana | Editor : Khairina, Pythag Kurniati, Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.