Nafsu makan turun sampai harus diinfus
Pada 17 Oktober pihak TPS melakukan tindakan medis berupa memberikan obat vitamin, anti inflamasi dan analgesik serta pemberian pakan berupa ayam hidup dua ekor dengan berat 2,5 kg.
Hingga 27 Oktober makanan diberikan secara berkala seperti ayam, kelinci, hati sapi serta itamin. Namun harimau tersebut kehilangan nafsu makannya, bahkan makanannya sering tidak dihabiskan.
Baru tanggal 28 Oktober dokter hewan di TPS memberikan bius dan memasang infus pada harimau.
Mati dan dibakar
drh Yuli bersama drh Sugeng Dwi Hastono dari Amanah Veterinary Services Lampung melakukan pemeriksaan fisik, feses, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan darah.
“Infus dilakukan melalui ekor,” kata Yuli.
Pada 2 November dini hari tepatnya sekitar pukul 2.00 WIB harimau imi tak dapat diselamatkan.
BKSDA memutuskan agar tubuh harimau segera dibakar karena dikhawatirkan akan menyebarkan virus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.