Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Akses Pintu Masuk Pantai Kuta Ditutup Permanen dengan Batako, Ada Apa?

Kompas.com - 05/10/2021, 12:44 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 17 akses pintu masuk Pantai Kuta di Kabupaten Badung, Bali, ditutup permanen dengan menggunakan batako.

Penutupan dilakukan dalam rangka mempermudah pengelola untuk melakukan pengawasan terhadap pengunjung yang terus meningkat sejak Pantai Kuta kembali dibuka.

"Harapan kita, penutupan akses itu bisa meminimalisir pengunjung yang masuk ke area pantai yang lolos dari barcode PeduliLindungi," kata Bendesa Adat Kuta, I Wayan Wasista saat dihubungi, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 4 Oktober 2021

Wasista menyebutkan, kawasan wisata Pantai Kuta hanya memiliki delapan barcode untuk menerapkan aplikasi PeduliLindungi.

Padahal, akses pintu masuk menuju pantai Kuta tersebut total berjumlah 28.

Atas dasar itu, pihaknya menutup 17 akses masuk secara permanen dengan batako.

Sedangkan, tiga akses masuk lainnya hanya ditutup menggunakan papan.

Ketiga akses pintu masuk yang ditutup menggunakan papan itu nantinya digunakan untuk akses pedagang hingga para pekerja, khususnya petugas kebersihan yang mengangkut sampah.

"Sehingga total yang kita tutup itu ada 20 akses. 17 permanen, 3 dengan sistem buka tutup. Sementara, 8 akses tetap di buka dan diisi dengan barcode PeduliLindungi," kata dia.

Baca juga: Jangan Kendor, Baru 1 Kota Berstatus PPKM Level 1 di Jawa-Bali

Akses pintu utama jalan masuk ke kawasan pantai Kuta Kabupaten Badung.KOMPAS.com/Ach. Fawaidi Akses pintu utama jalan masuk ke kawasan pantai Kuta Kabupaten Badung.
Wasista mengatakan, penutupan akses pintu masuk menuju Pantai Kuta itu dilakukan dengan menggunakan anggaran Desa adat sebesar Rp 12.000.000.

Dengan adanya penutupan itu, Wasista berharap seluruh pengunjung yang masuk ke kawasan Pantai Kuta sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Dengan barcode PeduliLindungi yang sudah terpasang itu nantinya, pihaknya mengetahui secara pasti jumlah wisatawan yang berada di dalam kawasan pantai Kuta.

"Kalau masuk dengan barcode PeduliLindungi ini, tentu kita mudah mengetahui kuota yang masuk. Karena setiap barcode PeduliLindungi itu, kapasitasnya hanya 1.000. Dengan kata lain, kalau ada 8 akses masuk dengan barcode, berarti hanya ada 8.000 pengunjung yang masuk," kata dia.

Baca juga: 5 Hotel Bintang 5 di Bali Dekat Pantai Kuta, Cocok untuk Staycation

Disinggung soal pedagang di kawasan Pantai Kuta, Wasista mengakui penutupan itu sempat menjadi polemik di masyarakat, khususnya pedagang yang berjualan di depan pintu.

Namun Wasista menegaskan, pihaknya sudah memikirkan masyarakat yang berjualan dengan cara tak menutup pintu secara keseluruhan dan tetap memperhatikan jarak masing-masing pintu keluar-masuk Pantai Kuta.

"Beberapa pintu kita sesuaikan tidak terlalu dekat, tidak terlalu jauh. Biar semua jalan, pedagang juga jalan, artinya pengawasan kita lebih efektif, itu sebenarnya tujuannya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com