YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengatakan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas diharapkan dapat mengatasi learning loss pada anak.
Learning loss adalah istilah yang mengacu pada hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum atau spesifik. Atau terjadinya kemunduran proses akademik karena suatu kondisi tertentu.
"Masalah PJJ seperti learning loss itu semua diselesaikan kalau anak balik ke sekolah. Karakter anak-anak kita harus kembali disiplin yang selama ini hilang selama pembelajaran jarak jauh (PJJ)," ujar Nadiem saat melakukan kunjungan ke SD Muhammadiyah Jogokaryan, Kota Yogyakarta, Selasa (14/9/2021).
Baca juga: PTM Terbatas di Wilayah PPKM Level 1-3, Nadiem Makarim: Satu Kelas Diisi 18 Siswa
Nadiem menegaskan, PTM harus dilakukan seaman mungkin bagi peserta didik, guru, dan juga seluruh warga sekolah.
"Fokus utama mendikbud anak kembali ke sekolah secepat mungkin dan seaman mungkin itu dulu fokus kita," ucap Nadiem.
Untuk mengetahui learning loss pada anak, dirinya akan melakukan asesmen nasional.
Asesmen nasional bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat numerasi dan literasi tertinggal selama pemberlakuan secara daring.
"Kenapa asesmen nasional penting itu adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat numerasi dan literasi ketinggalan selama PJJ. Kita enggak tahu sekolah-sekolah mana yang membutuhkan bantuan kita, Pemda dan Kemendikbud Ristek," katanya.
Nantinya, kata dia, asesmen nasional berbentuk rapor yang diberikan untuk sekolah dan kepala sekolah.
Baca juga: Nadiem Saat Pantau Belajar Tatap Muka SD di Yogyakarta: Mata Mereka Bersinar Lagi
Rapor ini berisi tidak hanya soal numerasi dan literasi, tetapi juga tingkat nilai-nilai pancasila, kebudayaan, yang terjadi di sekolah masing-masing.
"Ini pertama kali di Indonesia kepsek punya data detail untuk tingkatkan kualitas sekolah," katanya.
Nadiem menambahkan, selama ini sekolah dan guru hanya diminta untuk mengejar nilai ujian nasional (UN), padahal UN bukanlah kunci pembelajaran.
"Karena selama ini guru dikejar UN, UN, dan UN. guru tertekan ngajarin UN. Di dunia mana nanti peserta didik lulus disuruh untuk tes pilihan ganda. Itu bukan kunci pembelajaran, pembelajaran itu adalah untuk mereka berpikir kritis, mandiri, mencari nafkah. Itu yang kita dorong untuk merdeka belajar," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.