Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Remaja Riau Ditemukan Tewas di Kebun Sawit, Berawal Pelaku Sakit Hati dengan Korban

Kompas.com - 10/09/2021, 21:51 WIB
Idon Tanjung,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Misteri tewasnya seorang remaja yang ditemukan di dalam kebun sawit PT PAL, Desa Penyaguan, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, akhirnya terungkap.

Jasad korban saat itu ditemukan pada Senin (30/8/2021), dalam kondisi bagian tubuh terpisah.

Kapolres Inhu AKBP Bachtiar Alponso mengungkapkan, korban BFR (13) ternyata tewas dibunuh oleh seorang pria berinisial PM (29), yang merupakan pekerja di sebuah perkebunan sawit, Desa Penyaguan.

Baca juga: Izin Main Game Online, Remaja Ini Malah Ditemukan Tewas dengan Bagian Tubuh Terpisah

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku PM mengaku membunuh korban menggunakan senjata tajam," ungkap Bachtiar kepada wartawan saat konferensi pers di Polres Inhu, Jumat (10/9/2021).

Dijelaskannya, pelaku ditangkap di rumahnya sekitar pukul 23.00 WIB, Jumat (3/9/2021).

Pelaku ditangkap tim gabungan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Inhu, Polsek Batang Gangsal dan dibantu tim Jatanras Polda Riau.

Baca juga: Pengakuan Heru Pelaku Pembunuhan Kakak Adik di Sidoarjo: Benar-benar Saya Menyesal

Bachtiar menyebutkan, pelaku diamankan dengan barang bukti berupa sebilah kapak, satu unit sepeda motor, satu lembar baju kaos, dan sepasang sepatu milik pelaku.

"Tersangka kita jerat dengan Pasal 80 ayat (3) jo 76C Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 perubahan undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, dan Pasal 340 atau 338 KUHP. Ancaman hukuman 20 tahun penjara," ungkap Bachtiar.

Karena sakit hati

Menurut Bachtiar, pembunuhan itu dilakukan pelaku karena sakit dengan korban dan keluarganya.

"Pelaku mengaku sakit hati, karena korban dan juga orangtuanya sering berkata kasar kepadanya, seperti memaki-maki pelaku," sebut Bachtiar, yang didampingi Kasat Reskrim, AKP Firman Fadhila dan PS Paur Humas, Aipda Misran.

Lebih lanjut, Bachtiar mengatakan, pelaku mengaku awalnya pergi untuk memanen sawit di tempat ia bekerja sekitar pukul 12.00 WIB, Jumat (27/9/2021).

Setibanya di simpang perumahan tak jauh dari tempat ia tinggal, pelaku melihat korban sedang duduk sambil bermain ponsel.

Pelaku lalu menghampiri korban dan justru yang memulai berkata tidak sopan kepada sang anak.

"Pelaku menyapa korban dengan mengatakan 'ngapa kau duduk di situ ikan teri'. Teguran pelaku itu mungkin membuat korban kesal, sehingga korban menjawab dengan kata-kata yang kurang sopan," kata Bachtiar.

Pelaku merasa tersinggung dengan perkataan korban. Namun, pelaku tetap melanjutkan perjalanan menuju lokasi kerja yang tak jauh dari lokasi korban bermain handphone saat itu.

Niat muncul usai bekerja

Setengah jam usai panen sawit, pelaku melihat ke arah korban yang saat itu masih duduk di sebuah tunggul kayu. Muncul di benak pelaku untuk menghilangkan nyawa korban.

"Pelaku mendekati korban sambil membawa senjata tajam. Kemudian, pelaku mengajak korban untuk melihat ikan dan korban pun ikut," kata Bachtiar.

Lebih kurang 100 meter berjalan kaki bersama korban, sambung dia, pelaku kemudian mengayunkan senjata tajam yang dibawanya ke arah korban.

Korban berteriak dan berusaha lari dalam keadaan terluka. Saat itu, korban sempat tersungkur di tanah dan berteriak meminta tolong.

Namun, pelaku terus mengejar dan berhasil menghilangkan nyawa korban.

Setelah kejadian itu, pelaku meninggalkan jasad korban dalam kondisi bagian tubuh terpisah ke dalam kanal yang tak jauh dari lokasi pembunuhan.

Pelaku kemudian menutupi jejak darah dari jasad korban dengan pelepah sawit yang sudah kering.

"Usai itu, pelaku pergi ke kanal tak jauh dari TKP (tempat kejadian perkara) untuk mencuci badan dan pakaiannya yang terkena percikan darah. Lalu, pelaku pulang ke rumahnya seperti tidak ada kejadian apa-apa," kata Bachtiar.

Dia menyebutkan, jasad korban ditemukan tiga hari kemudian setelah pembunuhan yang dilakukan oleh PM. 

Setelah mendapat laporan, pihak kepolisian membentuk tim untuk memburu pelaku, hingga akhirnya pelaku tertangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Regional
Kebakaran Gudang BBM, Polda Lampung Tunggu Pemeriksaan Puslabfor

Kebakaran Gudang BBM, Polda Lampung Tunggu Pemeriksaan Puslabfor

Regional
Kecelakaan Maut di Tol Batang-Semarang, Ambulans Ringsek Usai Tabrak Truk

Kecelakaan Maut di Tol Batang-Semarang, Ambulans Ringsek Usai Tabrak Truk

Regional
Caleg Terpilih Pemilu di Temanggung Meninggal, Posisinya Diganti Caleg Peringkat 2

Caleg Terpilih Pemilu di Temanggung Meninggal, Posisinya Diganti Caleg Peringkat 2

Regional
1.085 Calon Jemaah Haji Asal Magelang Berangkat ke Tanah Suci, Kebanyakan Petani

1.085 Calon Jemaah Haji Asal Magelang Berangkat ke Tanah Suci, Kebanyakan Petani

Regional
Pria Ini Bakar Musala di Pekanbaru, Sakit Hati Dilarang Tidur dan Nongkrong

Pria Ini Bakar Musala di Pekanbaru, Sakit Hati Dilarang Tidur dan Nongkrong

Regional
Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Napi Lapas Kedungpane Semarang Sempat Telepon Keluarga

Sebelum Ditemukan Gantung Diri, Napi Lapas Kedungpane Semarang Sempat Telepon Keluarga

Regional
Kronologi Kecelakaan Maut Ambulance Vs Truk di Tol Batang-Semarang yang Sebabkan 1 Penumpang Tewas

Kronologi Kecelakaan Maut Ambulance Vs Truk di Tol Batang-Semarang yang Sebabkan 1 Penumpang Tewas

Regional
Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Babel, Demokrat Pertimbangkan Survei dan Ongkos Politik

Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Babel, Demokrat Pertimbangkan Survei dan Ongkos Politik

Regional
Sanksi Tilang dan Proses Perbaikan Jalan Pantura Demak Kudus...

Sanksi Tilang dan Proses Perbaikan Jalan Pantura Demak Kudus...

Regional
Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta, Kades di Flores Timur Ditahan

Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta, Kades di Flores Timur Ditahan

Regional
Ghozali Everyday yang Terkenal karena NFT Hibahkan Alat Animasi ke Kampusnya

Ghozali Everyday yang Terkenal karena NFT Hibahkan Alat Animasi ke Kampusnya

Regional
Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia

Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia

Regional
Raker Komwil I Apeksi 2024, Kota-kota Diingatkan untuk Kelola APBD secara Benar

Raker Komwil I Apeksi 2024, Kota-kota Diingatkan untuk Kelola APBD secara Benar

Regional
Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com