Dugaan tersebut diperkuat dengan keberadaan kuburan yang berada di atas puncak gunung.
Menurut Abdul, suku Kalang menganut kepercayaan bahwa bersembahyang harus dilakukan di atas puncak gunung.
Kompleks kuburan di puncak gunung juga merupakan bagian dari kepercayaan suku Kalang agar mereka lebih dekat dengan roh nenek moyang mereka.
“Mereka punya keyakinan kalau sembahyang harus di puncak gunung, dekat dengan roh leluhur mereka,” katanya.
Keberadaan pemukiman suku Kalang di Puncak Gunung Ngampyangan didukung dengan adanya dua mata air yang tidak jauh dari lokasi pemakaman.
Suku Kalang juga merupakan suku yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berburu hewan di hutan.
Jejak peradaban 8 Masehi
Jejak peninggalan suku Kalang, menurut Rohmad, ditemukan dalam prasasti Kuburan Candi di Desa Tegalsari, Kawedanan Tegalharjo, Kabupaten Magelang.
Dalam prasasti tersebut ditemukan angka tahun 753 Saka atau 831 Masehi.
“Keberadaan suku Kalang diperkirakan telah ada sejak sebelum keberadaan agama Hindu di tanah Jawa,” katanya.
Jejak keberadaan suku Kalang sebelumnya juga ditemukan di Pegunungan Kendeng Bojonegoro serta makam suku Kalang di Kabupaten Nganjuk.
Temuan suku Kalang di Pegunungan Kabupaten Magetan diduga ada kaitannya dengan keberadaan suku Kalang di Bojonegoro dan Nganjuk.
“Ini kan gugusan gunung di mana dimungkinkan suku Kalang ini ada kaitannya dengan suku Kalang di kawasan lainnya,” ujar Rohmad.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan Joko Trihono mengatakan, hasil temuan tim tersebut selain untuk melakukan pendataan juga akan dijadikan kajian catatan sejarah peradaban di Kabupaten Magetan.
“Kita lakukan pendataan dulu, kemudian kita kaji. Kita juga akan menyampaikan hasil temuan ini kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.