Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jatuh Bangun Elis, Pemandu Wisata di Maumere yang Banting Setir Jualan Rujak Saat Pandemi

Kompas.com - 01/09/2021, 10:08 WIB
Nansianus Taris,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19 adalah pariwisata.

Kebijakan PPKM dari Level 1 hingga 4 membuat sejumlah lokasi wisata terpaksa tidak bisa beroperasi.

Dampaknya, banyak para pemandu wisata di daerah kehilangan pekerjaan, karena tak ada wisatawan yang berkunjung.

Baca juga: Pejabat NTT Kumpul dan Bernyanyi Tanpa Masker, Ombudsman: Kita Perlu Keteladanan Pemimpin Patuhi Prokes

Seperti yang dialami Elisa Digma Dari, seorang pemandu wisata di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT.

Sebelum pandemi Covid-19, ia melakukan banyak hal di sektor pariwisata, seperti membuka kafe kecil, freelance guide, dan marketing paket wisata pariwisata di wilayah Flores ke relasi bisnis di luar Pulau Flores.

Selama menggeluti berbagai pekerjaan itu, secara finansial dia tidak mengalami kesulitan.

Karena ia sudah mengetahui dalam setahun ada high season dan low season.

Elis mengaku, saat wabah corona masuk di Flores pada awal Maret 2020, dirinya belum merasakan dampak karena tabungan masih cukup. Kebutuhannya pun masih tercukupi.

"Sambil menunggu corona berakhir, saya coba buka kedai kopi (namanya kedai Mokblek), awal belum ada pembatas jam kerja masih lumayan meski tidak sebanding dengan upah sebagai freelance. Begitu mulai ada iimbauan batas waktu kerja itulah awal mula saya tutup kedai, karena terus terjadi perpanjangan waktu," tutur Elis kepada Kompas.com, melalui melalui sambungan telepon, Selasa (2/9/2021).

Jualan sayur hingga rujak

Selain buka kedai kopi, Elis juga memcoba jadi agen Dapur Kita (jualan sayur organik secara online). Sayur itu diambil dari Bumdes Au Wula Desa Detusoko Barat.

"Kurang lebih 9 bulan saya tekuni ini. Saya antar sayur dari rumah ke rumah. Begitu makin banyak kelompok tani sayur organik di Maumere, saya pun berhenti jualan sayur," ungkapnya.

Setelah penjualan sayur organik berhenti, ia mencoba peruntungan dengan beternak babi. Babi-babi perliharaanya pun berkembang dengan baik.

Namun, apes, belum ada hasil, tiba-tiba muncul virus Flu Babi Afra. 15 ekor babi peliharaannya pun tumbang tanpa sisa.

Dengan kejadian itu, Elis mengaku tidak keluar rumah hampir dua bulan lamanya.

Namun, dia bersyukur karena di sekitar, banyak orang-orang baik yang selalu memberi semangat dan saran yang baik.

"Atas saran mereka, saya akhirnya buka kedai di depan rumah. Dengan sisa tabungan yang ada saya bangun kedai Mokblek depan rumah di bulan April 2021, Mei saya buka dan baru buka Juli mulai berlakukan PPKM dan terus diperpanjang hingga saat ini," ungkap Elis.

"Kondisi uang tidak ada lagi, saya harus buat sesuatu. Saya akhirnya banting setir dengan jualan rujak dan makanan lokal keliling kota Maumere," tambahnya.

Baca juga: Cerita Sukses Petani Muda Bertanam Porang, Panen Omzet Ratusan Juta dan Tips untuk Pemula (Bagian 1)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.112 Jemaah Haji Babel Diminta Tak Usah Bawa 'Rice Cooker' dan Beras

1.112 Jemaah Haji Babel Diminta Tak Usah Bawa "Rice Cooker" dan Beras

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
UTBK-SNBT 2024 di Undip: Jadwal, Materi Ujian, dan Perincian Lokasi Tes

UTBK-SNBT 2024 di Undip: Jadwal, Materi Ujian, dan Perincian Lokasi Tes

Regional
BPS: Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,06 Persen, Jumlah Angkatan Kerja Naik dan Pengangguran Turun

BPS: Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,06 Persen, Jumlah Angkatan Kerja Naik dan Pengangguran Turun

Kilas Daerah
Jokowi Minta Kepala Daerah Prioritaskan Program Berdampak, Bupati Ipuk Tegaskan Perlu Inovasi 

Jokowi Minta Kepala Daerah Prioritaskan Program Berdampak, Bupati Ipuk Tegaskan Perlu Inovasi 

Regional
Tekan Tindak Kriminal dan Narkoba, Polisi Bubarkan Pentas Organ Tunggal 'Ajeb-ajeb'

Tekan Tindak Kriminal dan Narkoba, Polisi Bubarkan Pentas Organ Tunggal "Ajeb-ajeb"

Regional
Terobos Palang Pintu, Pengendara Motor Tewas Tertabrak Kereta Sembrani

Terobos Palang Pintu, Pengendara Motor Tewas Tertabrak Kereta Sembrani

Regional
Saat Puluhan Warga Purworejo Ikhlaskan Tanahnya untuk Jalan Umum...

Saat Puluhan Warga Purworejo Ikhlaskan Tanahnya untuk Jalan Umum...

Regional
Calon Perseorangan Wali Kota Padang Wajib Kantongi 49.964 Dukungan

Calon Perseorangan Wali Kota Padang Wajib Kantongi 49.964 Dukungan

Regional
Keharuan Mahasiswi Asal Palestina di Purwokerto Saat Mendapat Banyak Dukungan Rakyat Indonesia

Keharuan Mahasiswi Asal Palestina di Purwokerto Saat Mendapat Banyak Dukungan Rakyat Indonesia

Regional
 Maju Pilkada, Sekda Kota Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Maju Pilkada, Sekda Kota Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Parpol Lakukan Penjaringan, Nama Bakal Calon Wali Kota Salatiga Mulai Bermunculan

Parpol Lakukan Penjaringan, Nama Bakal Calon Wali Kota Salatiga Mulai Bermunculan

Regional
4 Anak di Purwokerto Tertimpa Tembok Keliling Rumah Warga, 1 Tewas

4 Anak di Purwokerto Tertimpa Tembok Keliling Rumah Warga, 1 Tewas

Regional
Banjir, Sektor Budi Daya Ikan di Demak Rugi hingga Rp 22 Miliar

Banjir, Sektor Budi Daya Ikan di Demak Rugi hingga Rp 22 Miliar

Regional
Terdakwa Pemukulan Wartawan Tribun Ambon Minta Keringanan Hukuman

Terdakwa Pemukulan Wartawan Tribun Ambon Minta Keringanan Hukuman

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com