Menurut dia, limbah spanduk itu sebenarnya bisa diolah menjadi apa saja.
Namun, perlu ide dan kreativitas agar barang-barang yang sebelumnya tidak berharga memiliki nilai jual.
"Spanduk itu bisa diolah jadi apa saja, sesuai kebutuhan mau dibuat apa, sementara ini kita olah jadi tas atau yang kita namai sebagai Tiktokers Bag," tutur Ida.
Ketua tim PKK ini menjelaskan, pada awalnya, ia bersama empat mahasiswa lain hanya memanfaatkan limbah spanduk itu untuk dijadikan cover hand sanitizer, tempat masker dan barang-barang yang sering digunakan saat pandemi Covid-19.
Tujuannya, untuk memberikan kesan berbeda dan enak dipandang.
Harapannya, siapa pun yang menggunakan barang yang ia buat semakin percaya diri dan tidak bosan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama pandemi ini.
"Selain memanfaatkan spanduk, niat kami membuat barang dari bahan daur ulang ini tujuannya ingin membuat agar kita, siapa pun yang pakai produk ini, tidak jenuh dalam menerapkan prokes," ucap Ida.
Baca juga: Terima Bantuan dari Sejumlah Perusahaan, Wali Kota Surabaya: Akan Kami Salurkan ke Warga
Sementara itu, Bilqissima Az Zahra menyampaikan, di balik inovasi produk yang dibuat dari bahan daur ulang limbah spanduk, terselip pesan untuk masyarakat agar sadar, mencintai, dan ikut melestarikan lingkungan.
Menurut dia, sadar tentang kebersihan dan keindahan lingkungan tidak hanya berhenti sampai pada tindakan membuang sampah di tempatnya.
Namun juga bagaimana masyarakat memanfaatkan limbah atau sampah yang ada menjadi barang-barang yang bermanfaat dan berdaya jual tinggi.
"Harapan kami, pertama kita tidak jenuh dalam prokes, kedua kita lebih sadar lingkungan dan ketiga kita bisa kreatif memanfaatkan sampah yang ada jadi sesuatu yang unik dan menarik, tapi juga bermanfaat," ucap Bilqis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.