Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Laporan Kasus Fetish di Malang Unik, Butuh Analisis Mendalam

Kompas.com - 27/08/2021, 15:28 WIB
Andi Hartik,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Polresta Malang Kota belum menemukan jerat pidana dalam laporan dugaan fetish. Polisi menyebut perkara yang dilaporkan tergolong unik.

"Kasus ini perlu pendalaman. Kasus ini unik, berbeda dengan fetish yang ada di Polrestabes Surabaya (fetish jarik)," kata Kasatreskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudho Riambodo di Mapolresta Malang Kota, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Viral, Video Anjing Ditembak Pakai Senapan Angin hingga Tersungkur di Malang, Polisi Lakukan Penyelidikan

Disebut tak ada unsur ancaman

Tinton menyebut, keunikan perkara laporan fetish di Kota Malang karena tidak ada unsur ancaman terhadap korban.

Berbeda dengan kasus fetish di Surabaya yang disertai dengan ancaman oleh pelaku terhadap korban.

"Ini berbeda dengan kasus yang ada di Polrestabes Surabaya, fetish jarik. Jelas ada pengancaman pada perkara itu. Tapi kalau ini tidak ada pengancaman," katanya.

Karena itu, pihaknya butuh pendalaman sebelum menggelar perkara itu untuk menentukan potensi pidananya.

"Makanya kita masih dalami ini. Kita berkoordinasi dengan ahli. Dan juga koordinasi dengan beberapa ahli ITE ataupun ahli bahasa, atau pun ahli pidana. Kita akan berkoordinasi sehingga kita bisa menentukan apa yang bisa disangkakan," katanya.

Baca juga: Polisi Panggil Terduga Pelaku Fetish yang Dilaporkan Model di Malang

 

Ilustrasi penipuanShutterstock/Twinster Photo Ilustrasi penipuan
Analisis dugaan penipuan

Tinton menyebutkan, semua unsur dalam perkara tersebut dianalisis. Termasuk dugaan adanya unsur penipuan terhadap model yang menjadi korban.

"Dari itu semua kita akan dalami semuanya. Kita akan analisis. Bagaimana puzzel, kita kumpulkan jadi satu untuk menjadi satu rangkaian," katanya.

Sementara itu, korban yang sudah melaporkan perkara itu ada tiga orang.

"Korban yang melapor sampai detik ini tiga orang. Sudah kita lakukan pemeriksaan mereka semua. Terima kasih sudah mengumpulkan beberapa fakta-fakta dan bukti-bukti pada kami," kata Tinton.

Pihaknya juga sudah memanggil terlapor berinisial D yang merupakan pemilik toko online.

Baca juga: Model di Malang Mengaku Fotonya Diunggah di Akun Fetish, Terduga Pelaku Menyamar sebagai Wanita

Diketahui, sejumlah model mukena di Malang mengungkap adanya dugaan fetish.

Seorang pemilik toko online berinisial D diduga telah menyalahgunakan foto para model tersebut dengan mengunggahnya di akun twitter yang diduga akun fetish. Akun tersebut milik D.

Kasus itu bermula saat para model tersebut menjalani sesi foto untuk promosi produk mukena toko online GM. Belakangan diketahui bahwa toko online itu milik D.

Namun, hasil foto sesi itu tidak pernah diunggah di feed Instagram toko online itu.

Sampai akhirnya, foto para model itu ditemukan dalam unggahan akun twitter pecinta_mukena dengan user name Selfie Mukena. Akun itu milik seorang pria berinisial D yang diduga akun fetish.

Kasus itu mencuat setelah salah satu korban berinisial JT menceritakan apa yang telah dialaminya dalam utas di twitter pada Kamis (19/8/2021). Lalu keesokan harinya, korban berinisial AZ melaporkan kasus itu ke polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com