Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Temuan Beras Bansos Tak Layak Konsumsi di Sidoarjo dan Bangkalan, Berbau Busuk hingga Berkutu

Kompas.com - 15/08/2021, 06:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Masyarakat kembali melaporkan temuan beras bantuan sosial (bansos) dari pemerintah yang tidak layak konsumsi.

Hingga kini beras tidak layak konsumsi tersebut sudah ditemukan di dua daerah di Jawa Timur, yakni Sidoarjo dan Bangkalan.

Kondisi tak layak konsumsi yang dimaksud yakni beras berkutu hingga berbau busuk.

Baca juga: Warga Sidoarjo Dapat Beras Menggumpal dan Berbau Busuk, Wagub Jatim: Sudah Diganti

Beras menggumpal, beraroma busuk

Paket beras bansos dengan kondisi menggumpal dan beraroma busuk ditemukan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo.

Masyarakat yang menerima bantuan paket 10 kilogram beras itu lalu melaporkan temuannya.

Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Rumpun Bansos Satgas Penanganan Covid-19 Emil Dardak membenarkan adanya temuan itu.

"Betul ada temuan lagi soal bansos beras. Tapi sudah diganti," kata Emil Dardak dikonfirmasi Kamis (12/8/2021) malam.

Menurutnya ada 17 paket bansos tak layak yang didistribusikan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan tunai.

"Kota sudah berkoodinasi dengan Perum Bulog dan mereka sedang melakukan penelusuran jalur distribusi beras tersebut," jelasnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Bakal Resmikan Industri Beras Porang di Madiun

 

Emil Dardak cek pemberlakuan protokol kesehatan dan makan di Warteg di Surabaya, Senin (26/7/2021).Dok Humas Pemperov Jatim Emil Dardak cek pemberlakuan protokol kesehatan dan makan di Warteg di Surabaya, Senin (26/7/2021).
Sidak temukan beras berkutu

Emil Dardak sebelumnya juga menemukan beras bansos berkutu saat melakukan inspeksi mendadak di Bangkalan.

Beras ini merupakan bansos dari Kementerian Sosial dalam paket masing-masing 5 kilogram.

"Dalam beberapa hari ke depan saya pastikan beras penggantinya sudah ada dan bisa langsung didistribusikan," terang mantan Bupati Trenggalek ini, Rabu (4/8/2021) sore.

Dia juga mengaku telah berkoordinasi dengan Bulog agar hal tersebut tidak lagi terjadi.

"Kami sudah berkoordinasi agar bantuan beras tersebut tidak didistribusikan dan segera diganti. Berasnya tadi banyak kutunya," kata Emil.

Baca juga: Jokowi: Hitung Kebutuhan Beras Dalam Negeri Dulu, Kalau Sisa Silakan Diekspor

Bulog lakukan investigasi

Menindaklanjuti temua beras tak layak konsumsi, Bulog pun segera melakukan investigasi.

"Tim internal sedang melakukan investigas," kata Kepala Cabang Bulog Wilayah Surabaya Utara Nurjuliansyah, saat dikonfirmasi, Kamis (12/8/2021) malam.

Nurjuliansyah meyakini beras yang keluar dari tempatnya sudah melalui pengecekan kualitas.

"Kami punya sistem quality control pada setiap beras yang didistribusikan kepada masyarakat. Apalagi, ini bansos untuk masyarakat kurang mampu, kami pasti berikan yang terbaik," ujar Kepala Cabang Bulog Wilayah Surabaya Utara Nurjuliansyah, saat dikonfirmasi, Kamis (12/8/2021) malam.

Dia menduga kondisi busuk pada temuan beras di Sidoarjo, terjadi setelah beras didistribusikan.

Sebab menurutnya, beras bisa menggumpal dan berbau busuk setelah terkena air.

"Ini yang sedang kami investigasi," kata dia.

Namun dia memastikan beras-beras tak layak konsumsi itu sudah diganti dengan yang baru.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor : Robertus Belarminus, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com