Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Leluhur Suku Tidung Diduga Dirusak Penambang Pasir, Tulang Dibiarkan Berserakan

Kompas.com - 13/08/2021, 11:28 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Razak secara emosional meminta kasus ini diusut tuntas.

Polisi dituntut segera menemukan pelaku penambang pasir yang dengan mengambil pasir tanpa mempertimbangkan keberadaan makam.

Terlebih mereka bahkan tega mengambil pasir tanpa mempertimbangkan keberadaan jasad leluhur Suku Dayak Tidung.

"Kalau dia manusia, menemukan ada jasad di sana tentu berhenti dan mencari keluarga pemilik makam untuk minta maaf. Dia kumpulkan itu tulang belulang untuk dipindahkan. Ini tidak ada begitu, dia biarkan saja itu berserakan," kata Razak.

Baca juga: Cerita di Balik Foto Pakaian Suku Tidung di Uang Pecahan Baru, Pernah Dipakai Menteri Sri Mulyani

Pelaporan ke Polisi mendapat pendampingan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Forum Pengacara Tanah Air (Fakta).

Wakil Presiden Fakta Mukhlis Ramlan mengatakan, perusakan makam adat suku Tidung merupakan kejahatan kemanusiaan yang butuh perhatian semua pihak.

"Kita laporkan ini ke Polisi, kami yakin polisi professional untuk melakukan investigasi dan mengusut kasus ini sampai tuntas. Kami akan laporkan juga masalah ini ke Komnas HAM. Ini tragedy kemanusiaan luar biasa dan kezaliman yang tidak boleh dibiarkan," kata Mukhlis.

Makam leluhur Tidung memiliki sejarah panjang berkenaan dengan sejarah Kabupaten Nunukan.

Karena itu, menurut Mukhlis, seharusnya Pemerintah Daerah juga tidak diam atas kasus ini.

"Kami mohon Bupati Nunukan juga turut membantu penyelesaiannya. Kalau dibiarkan, ditakutkan kasus ini terjadi di tempat lain, dan memantik reaksi keras dari warga adat," lanjutnya.

Baca juga: Rumah Baloy, Kediaman Suku Tidung

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Nunukan AKP Marhadiansyah Tofiqs Setiaji mengatakan, polisi baru menerima laporan tersebut. 

Nantinya akan berlangsung investigasi lapangan untuk memeriksa seluruh fakta yang menjadi materi laporan.

"Kita masih lakukan pendalaman. Langkah awal memang kita langsung menuju TKP makam. Intinya kita mulai bergerak untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Masih terlalu dini menjelaskan hal lainnya," kata Marhadiansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com