PADANG, KOMPAS.com- Dalam satu minggu terakhir, tercatat 138 warga Sumatera Barat meninggal dunia akibat Covid-19.
Pada Minggu (1/8/2021) ada 19 warga yang meninggal kemudian berturut-turut dalam sehari ada 12, 16, 16, 33 dan 25 warga yang meninggal.
"Hari ini ada 17 warga Sumbar yang meninggal karena Covid-19," kata Juru Bicara Tim Satgas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (7/8/2021).
Baca juga: Satgas Tuding Tim Kesehatan Maluku Asal Kerja hingga Sebabkan Capaian Vaksinasi Rendah
Jasman merinci 17 warga yang meninggal karena Covid-19 itu berasal dari Bukittinggi sebanyak 2 orang, Pasaman 1 orang, Agam 3 orang, Limapuluh Kota 2 orang, Kabupaten Solok 1 orang, Tanah Datar 1 orang, Sijunjung 3 orang dan Pasaman Barat 4 orang.
"Total yang meninggal selama pandemi adalah 1.663 orang atau 2,11 persen dari total 77.281 kasus," jelas Jasman.
Jasman mengatakan, untuk kasus aktif saat ini tercatat 14.743 orang atau 19,08 persen dan sembuh 60.905 orang atau 78,81 persen.
"Tetaplah jaga kesehatan dan marilah kita konsisten dan disiplin mematuhi semua protokol kesehatan yang telah ditetapkan," kata Jasman.
Baca juga: UPDATE: Sebaran 1.588 Kasus Kematian Covid-19, Paling Tinggi di Jawa Tengah 399
Menurut Jasman, sejumlah langkah antisipasi telah dilakukan Satgas Covid-19 Sumbar.
Pihaknya juga telah menginstruksikan Satgas Kabupaten dan Kota di Sumbar melakukan reaksi cepat.
Di antaranya melakukan tracing masif terhadap masyarakat potensial terpapar Covid-19 untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di daerahnya masing-masing.
"Kemudian yang terpenting segera dilakukan adalah pendirian rumah isolasi oleh masing-masing Kabupaten Kota, peningkatan vaksinasi dan lain-lain," ujar Jasman.
Baca juga: Angka Kematian Pasien Covid-19 di Pamekasan Tinggi Pada Juli, RSUD Smart: Data Resmi 47 Orang...
Penindakan dilakukan kepada perorangan maupun perusahaan dan institusi yang telah diatur dalam Perda Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru.
Satgas Kabupaten dan Kota dapat melakukan berbagai inovasi yang berlandaskan kearifan lokal (local wisdom) dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, seperti adanya Nagari Tageh atau Kongsi Covid.
"Menambah ruang karantina daerah untuk isolasi mandiri kasus Covid-19 bergejala ringan dan menyiapkan rumah sakit daerah dan menambah tempat tidur untuk kasus Covid-19 bergejala sedang," jelas Jasman.
Kemudian, mengawasi semua kegiatan dan atau aktivitas masyarakat di luar rumah berpedoman dan menyesuaikan kepada zonasi yang ada secara mikro di wilayahnya masing-masing.
"Lebih gencar lagi melakukan sosialiasi, edukasi melalui berbagai saluran media tentang bahaya Covid-19 dengan melibatkan seluruh stakeholder masyarakat, termasuk semua institusi informal kemasyarakatan di daerah masing-masing," kata Jasman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.