LEBAK, KOMPAS.com - Ditetapkannya sertifikat vaksin jadi syarat dari perjalanan hingga makan di tempat warteg membuka peluang bisnis baru di tengah pandemi Covid-19.
Di Kabupaten Lebak, Banten, percetakan meraup omzet jutaan rupiah per hari dari hasil cetak sertifikat vaksin.
Eru Rahman (25) salah seorang yang menjalani usaha percetakan di Rangkasbitung, Lebak, mengatakan, permintaan untuk mencetak sertifikat vaksin ramai sejak dua pekan belakangan ini.
Baca juga: Stok Vaksin Aman, Warga Lebak Bisa Datang Langsung ke Puskesmas
Dalam satu hari, kata dia, ada ratusan sertifikat vaksin yang dicetak, baik sertifikat dosis pertama maupun kedua.
Sertifikat vaksin tersebut dicetak menjadi kartu dengan blangko seukuran KTP.
"Paling banyak pernah 200 kartu yang dicetak dalam sehari," kata Eru kepada Kompas.com di Rangkasbitung, Rabu (4/8/2021).
Satu kartu tersebut dipatok oleh Eru dengan biaya Rp 25.000 dengan lama proses satu hingga dua hari karena permintaan yang tinggi sehingga ada antrian cetak.
Baca juga: Lebak Terapkan PPKM Level 4 meski Zona Oranye, Ini Alasannya
Ia mengatakan, bisnis percetakan sebelumnya sempat lesu saat pandemi. Namun kini kembali menggeliat lantaran banyak masyarakat yang mencetak sertifikat vaksin menjadi kartu.
Dia menyebut ini adalah peluang sekaligus berkah. Kata dia, sangat jarang usahanya menyentuh omzet jutaan perhari bahkan sebelum pandemi.
Tapi kini, berkat cetak sertifikat vaksin bisa hingga Rp 2.000.000.
"Omzet jutaan, satu kartu kan 25.000 rupiah, dikalikan saja ratusan kartu perhari," kata dia.
Karena permintaan yang tinggi tak jarang dia mengaku kewalahan, karena di Lebak, menurutnya masih jarang percetakan yang menangkap peluang mencetak sertifikat vaksin.
Dia sendiri mempromosikan usaha cetak sertifikat vaksin tersebut melalui media sosial.
"Sisanya tahu dari mulut ke mulut, kebanyakan pegawai pabrik yang cetak karena harus ditunjukkan untuk syarat bisa bekerja," kata dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.