Sebagai kepala daerah, Uu memerlukan kecepatan dan ketepatan saat harus datang ke berbagai daerah, karena ada beberapa wilayah yang belum terkoneksi dengan baik.
Menurut dia, anggaran yang dialokasikan masih tersimpan dan berbentuk dana cadangan.
Dengan demikian, anggaran itu hanya dikeluarkan saat harus menyewa helikopter.
"Dan jika tidak dipakai, nanti jadi SILPA, nanti dipakai pada perubahan yang akan datang atau penyusunan anggaran yang akan datang. Ini bisa di-refocusing untuk kebutuhan yang lain," kata Uu.
Sementara itu menurut Uu, menyewa jauh lebih murah dibandingkan harus membeli helikopter yang harganya bisa mencapai Rp 80 miliar.
Belum lagi harga tersebut tidak termasuk membeli peralatan tambahan, biaya gaji pilot, sewa garasi dan yang lainnya.
"Sehingga ini lebih efisien dibandingkan dengan memiliki helikopter. Kalau ada masyarakat yang berkomentar, kita meminta maaf kepada masyarakat dan ini akan menjadi koreksi di masa yang akan datang," kata Uu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.