Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Orang Disebut Jemput Paksa Jenazah Pasien Covid-19, Kapolres Mataram: Kami Antar Pulang

Kompas.com - 31/07/2021, 16:56 WIB
Fitri Rachmawati,
Khairina

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Kapolres Kota Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi menjelaskan secara lengkap apa yang terjadi di RSUD Kota Mataram, saat ratusan warga memadati halaman depan ruang IGD, Sabtu (31/7/2021) dini hari.

Menurutnya, hal tersebut merupakan kesalahpahaman antara warga dan pihak RSUD Kota Mataram, namun semua bisa dikendalikan.

"Pukul 12 malam, ada berita masyarakat warga Sekarbela, Kota Mataram berada di rumah sakit, tujuannya adalah ingin melihat jenazah salah seorang tokoh agama, TGH Faturrahman (74) yang meninggal dunia, pada Jumat (30/7/2021) malam.

Baca juga: Ratusan Orang Menerobos RSUD Kota Mataram untuk Jemput Paksa Jenazah Diduga Covid-19

"Memang awal mulanya kenapa terjadi kesalahpahaman, anaknya (anak Faturrahman/HF) yang juga dokter di RSUD Kota Mataram, meminta tes cepat Molakuler ( TCM), memastikan harus menunggu hasilnya yang cukup lama, tidak bisa cepat," kata Heri.

Lama menunggu hasil TCM, karena tes ini membutuhkan waktu dua jam, warga yang tak sabar bergerak sendiri menuju rumah sakit meminta jenazah dibawa pulang.

Aparat kepolisian berupaya menenangkan warga.

"Bahkan Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahma ikut menenangkan warga, meminta warga menyerahkan pada tim medis. Karena situasi tidak memungkinkan maka pihak rumah sakit mengantar jenazah ke kediaman almarhum Sabtu dini hari tadi," ujarnya.

"Jadi di sini saya tekankan tidak ada penjemputan paksa, yang ada adalah pengantaran oleh masyarakat tehadap jenazah yang merupakan tuan guru atau tokoh agama, memang ramai karena kecintaan masyarakat pada tokohnya," kata Kapolres meluruskan.

Pengantaran jenazah, menurut dia, tetap mengunakan protokol kesehatan,  yang mengantarkan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap, 10 APD disiapkan juga untuk keluarga almarhum.

"Jadi jenazah kami antar ke rumahnya di wilayah Sekarbela dikawal aparat keamanan dan ambulans dari rumah sakit, bukan dibawa oleh warga tapi kami antar ke sana," kata Kapolres Mataram.

Heri juga menjelaskan, di rumah sakit aparat kepolisian tetap ada yang berjaga, baik personel dari Polsek Pagutan dan Polres Mataram  yang piket di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Mataram untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan.

Sempat isolasi mandiri

Kapolres Kota Mataram juga menerangkan, sebelum meninggal, almarhum HF atau TGH Faturrahman sempat menjalani isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif Covid-19.

Setelah beberapa hari, kondisi kesehatannya memburuk, sehingga yang bersangkutan meminta dijemput salah seorang putrinya untuk dirawat di RSUD Kota Mataram. Sang putri adalah dokter di RSUD Mataram.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Kota Mataram, Lalu Martawang mengatakan pihaknya telah melayani dengan maksimal sesuai SOP yang ada, baik pasien terpapar Covid-19 maupun yang tidak terpapar Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com