YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gunung Merapi masih aktif mengeluarkan awan panas dan lava selama sepekan terakhir.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, dalam rentang waktu dari 23 Juli hingga 29 Juli 2021, ada empat awan panas dan 179 guguran lava yang dikeluarkan Gunung Merapi.
Keempat awan panas itu seluruhnya mengarah ke barat daya dengan jarak luncur terjauh 2.500 meter.
Baca juga: Pemilik Jip Wisata Lereng Merapi Terpaksa Jual Mobilnya untuk Penuhi Kebutuhan Hidup
Untuk guguran lava, sebanyak 29 dari 179 yang terpantau mengarah ke tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter.
Sejumlah 145 guguran lava lain mengarah ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
"(Ada juga) empat kali guguran lava ke barat dengan jarak luncur maksimal 800 meter dan satu kali ke barat laut dengan jarak luncur 500 meter," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/7/2021).
Hanik mengungkapkan guguran yang teramati pada sisi barat Gunung Merapi berasal dari material sisa erupsi pada 1992 dan 1998.
Baca juga: Muncul 2 Titik Api di Lereng Barat Gunung Merapi
Untuk guguran yang mengarah ke barat laut berasal erupsi 1948.
"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga," sebut Hanik.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara–barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.