YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pemilik jip wisata Merapi terpaksa harus menjual armada mereka hingga alih profesi.
Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Banyak yang dijual sebenarnya, tapi kalau itu (jumlahnya berapa unit mobil yang dijual) kurang tahu persis," ujar Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi Wilayah Barat, Dardiri, Rabu (28/07/2021).
Baca juga: Muncul 2 Titik Api di Lereng Barat Gunung Merapi
Dardiri menyampaikan para pemilik terpaksa menjual mobil mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membayar utang.
"Dijual untuk menutup kebutuhan sehari-hari, untuk menutup bank juga. Kebanyakan dulu pinjaman bank juga karena bank sekarang tidak ada rekomendasi akhirnya ya mau tidak mau akhrinya ya dijual," tegasnya.
Selain menjual armada, ada juga yang memilih untuk mencari pekerjaan lain. Semua itu dilakukan demi bisa mendapatkan penghasilan.
"Alih profesi juga ada, kalau tidak ya jual mobilnya untuk bertahan hidup," tuturnya.
Baca juga: Dalam Sepekan, Gunung Merapi Sudah 39 Kali Keluarkan Awan Panas
Menurutnya, armada jip wisata di Lereng Merapi ada sekitar 1.025. Jumlah tersebut untuk wilayah barat dan timur.
Selama pelaksanaan PPKM destinasi wisata di Lereng Merapi ditutup. Sehingga jip wisata merapi tidak beroperasi.
"Kondisinya ya prihatin, tapi ya gimana lagi kondisinya begitu," ungkapnya.