Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Dianiaya, Pasien Covid-19 yang Diikat Ternyata Kabur dari Tempat Isolasi

Kompas.com - 25/07/2021, 13:41 WIB
Oryza Pasaribu,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

TOBA, KOMPAS.com - Seorang pasien Covid-19 diduga diseret, dipukul dan diikat oleh sekelompok orang di Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Kepolisian langsung turun dan meminta keterangan dari sejumlah pihak.

"Dari keterangan yang didapat, korban diamankan warga karena kabur dari lokasi isolasinya di dalam hutan dan berusaha menularkan dengan cara meludahi tangannya dan mencoba untuk menyentuh warga," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Utara Komisaris Besar (Kombes) Hadi Wahyudi lewat pesan singkat, Minggu (25/7/2021).

Baca juga: Pamannya Diikat, Diseret dan Dipukuli Warga karena Positif Corona, Keponakan: Covid-19 Bukanlah Aib...

Hadi yang juga turun langsung ke lokasi mengatakan, menurut Bupati Toba Poltak Sitorus, pasien tersebut bukan dianiaya, namun diamankan, karena lari saat menjalani isolasi mandiri (isoman).

"Bupati bilang bukan untuk kekerasan, hanya mengamankan, dan masyarakat desa juga sangat peduli dengan Pak Selamat Sianipar ini," ujar Hadi.

Dirawat di rumah sakit

Hadi mengatakan, pihak Pemkab Toba juga sudah menemui pihak keluarga korban dan telah membawa korban ke RSUD untuk dirawat.

"Saat ini, korban sedang menjalani perawatan di RSUD," ujar Hadi.

Hadi mengatakan, kepala desa setempat, Tombang Sianipar, menjelaskan bahwa awalnya mereka melakukan isolasi mandiri kepada korban di lokasi yang sudah disetujui oleh pihak keluarga.

Kebutuhan saat isolasi juga sudah dipenuhi oleh pemerintah desa.

Beras 1 karung, telur 1 papan, ikan 2 kaleng, garam, minyak goreng dan sabun mandi, disiapkan untuk korban.

Baca juga: Fakta Pasien Covid-19 Dianiaya Warga, Berawal Dipaksa Isoman di Hutan hingga Alami Depresi

Namun, meski sudah ditempatkan di lokasi yang jauh dari rumahnya, pasien kembali pulang ke rumahnya.

Pihak Desa yang mengetahui hal itu kemudian mendatangi lokasi rumah korban.

Hadi mengatakan, istri korban Risma Sitorus menjelaskan, suaminya lari saat menjalani isolasi mandiri.

 

Risma mengakui bahwa suaminya diamankan warga.

Risma beserta anaknya sudah lari terlebih dahulu saat hendak dipeluk oleh Selamat.

Hadi mengatakan, peristiwa ini terjadi karena warga ingin mengamankan Selamat yang lari saat isoman.

Warga dibantu keluarga mengamankan Selamat yang terus-menerus mengejar ingin memeluk warga.

"Itu dilakukan warga sebagai tindakan mengamankan, karena yang bersangkutan teriak-teriak bahwa tidak ada Covid. Yang bersangkutan keluar rumah sambil meludahi orang yang berpapasan dengan dia dan memeluk orang. Setelah diamankan, yang bersangkutan juga langsung dibawa ke RS di Silaen, namun sudah 2 kali lari dari RS," tutur Hadi.

Hadi mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan kepada keluarga dan warga kampung atas peristiwa itu.

"Warga yang ikut mengamankan saat itu juga sudah diambil keterangan untuk klarifikasi kejadian video yang viral tersebut," ujar Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com