Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oksigen Terbatas, RS di Bali Tolak Pasien meski Mereka Meratap Minta Opname

Kompas.com - 21/07/2021, 17:19 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Sejumlah Rumah Sakit (RS) di Bali mulai mengalami keterbatasan oksigen di tengah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat.

Sejumlah RS bahkan mulai menolak pasien untuk mendapatkan perawatan.

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bali Ida Bagus Gede Fajar Manuaba mengatakan, penolakan pasien ini mulai terjadi pekan lalu di semua RS yang ada di Bali.

"Bukan rumah sakit swasta saja, rumah sakit milik pemerintah saja sudah langka. Sudah dari minggu lalu kita menolak pasien yang saturasinya rendah, karena kan kita harus menjaga yang sudah terlanjur di dalam (rumah sakit)," kata Fajar saat dihubungi, Rabu (21/7/2021).

Penolakan terpaksa dilakukan meski pasien meminta dirawat.

"Laporan yang kami terima di UGD itu pasien sudah meratap-meratap minta opname," lanjutnya.

Baca juga: Bali Terapkan PPKM Level 3, Ini Sejumlah Aturan yang Dilonggarkan

Fajar menyebutkan, sebagian besar pasien yang ditolak adalah dengan sakit atau riwayat sesak nafas. Pasalnya, rumah sakit tak bisa menjamin perawatan tanpa ada oksigen.

Dalam satu hari, pasien yang ditolak sudah menyentuh angka di atas lima orang.

"Rata rata sudah diatas 5. Kalau kita terima kita kan tidak bisa menjamin kelanjutan perawatan pasien tersebut," kata dia.

Fajar mengaku, tenaga kesehatan setiap hari was-was saat bertugas karena keterbatasan oksigen.

Sementara itu, pemerintah mewajibkan rumah sakit swasta terlibat menanggani pasien Covid-19.

Baca juga: 3 Warga Kota Kupang Terpapar Covid-19 Varian Delta

Ilustrasi tabung oksigenUnsplash.com/Moo Shua Ilustrasi tabung oksigen
Satu pasien Covid-19 kategori berat misalnya, Fajar mengaku membutuhkan oksigen sekitar 15 liter per menit atau 7-10 tabung oksigen besar setiap hari.

"Saya sendiri sudah tidak bisa tidur nyenyak membayangkan (keterbatasan) oksigen. Karana ketakutan kita, jangan sampai nanti ada yang meninggal di RS gara-gara oksigen habis," tuturnya.

Di tengah situasi yang serba sulit itu, sejumlah RS, lanjut Fajar, terus menjalin koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk mencari jalan terbaik.

Baca juga: Coba Atasi Kelangkaan, Pemprov DI Yogyakarta Bangun Generator Oksigen

Dinas Kesehatan Bali telah berjanji berusaha memenuhi kebutuhan pasokan oksigen.

Namun, ia tetap khawatir karena kebutuhan oksigen meningkat lima kali lipat atau tidak sesuai dengan jumlah yang dipasok oleh Dinas Kesehatan Bali.

"Kita bawa 10 tabung mampu isi 2, kadang ke isi 4, jadi kekurangan ini akan terus berlanjut, karena setiap kali ada tabung kosong datangnya minus dan tidak sesuai dengan harapan," ujarnya.

Fajar berharap, kelangkaan oksigen yang saat ini terjadi di Bali itu bisa mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat.

Baca juga: Pasien Isoman Gejala Ringan Covid-19 di Solo Dipindahkan ke Tempat Isolasi Terpusat

Apalagi, pemerintah pusat sendiri tengah berencana membuat oksigen genarator untuk mengatasi kelangkaan oksigen yang saat ini terjadi.

"Oksigen generator itu mungkin secepatnya dikirim ke Bali satu atau berapa unit, sehingga kami tidak kewalahan," kata dia.

Jika kelangkaan itu tak segera teratasi, ia khawatir kondisi penanganan pandemi Covid-19 di Bali terus memburuk.

"Takutnya kami kan ada pasien yang saturasinya jelek begitu, mereka meninggal di rumah nanti," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com