YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Meningkatnya kasus positif Covid-19 membuat ketersediaan oksigen medis mengalami kelangkaan termasuk di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Padahal, tak hanya pasien positif Covid-19 yang membutuhkan oksigen medis, tetapi juga warga yang membutuhkan oksigen, misalnya penderita asma.
Nur Maulana, warga Kapanewon Dlingo, kesulitan mencari oksigen untuk ayahnya yang menderita asma. Saat penyakit sang ayah kambuh, ia butuh oksigen.
Setiap hari, tabung gas oksigen miliknya harus terisi sehingga jika akan digunakan sudah siap.
Baca juga: Tim Detektor Covid-19 Makassar Catat 4.941 Orang dengan Saturasi Oksigen di Bawah 90 Persen
Namun, beberapa hari ini, Nur sedikit bingung karena oksigen di tabung tinggal seperempat. Dia sudah menghubungi beberapa agen di Bantul namun tak menemukan oksigen.
"Jadi Bapak saya saat itu kambuh asmanya, dan pas tabung oksigen di rumah tinggal sedikit," katanya kepada wartawan di Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Rabu (14/7/2021).
Tak patah arang, selain di Bantul dirinya mencoba menghubungi agen oksigen di Kota Yogyakarta, hingga Sleman.
Namun, ia tak mendapatkan jawaban kapan dirinya bisa mendapatkan oksigen. Akhirnya, oksigen yang tinggal seperempat itu pun habis saat Nur sedang mencari.
"Semoga Bapak saya tidak kambuh lagi karena jujur saya bingung mau cari ke mana lagi kalau habis," ucap Nur.
Oksigen diperlukan sang ayah karena saat penyakitnya kambuh sulit untuk bernapas.
Nur hanya bisa berharap pasokan oksigen ke agen berjalan lancar.
Baca juga: Kondisi Darurat, Pemerintah DIY Minta Vendor Oksigen Tidak Egois
Salah satu agen oksigen di Kalurahan Nitiprayan, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul Ega Megawati menyebut pasokan oksigen dari pabrik tersendat sejak Juni 2021 lalu.
Sejak PPKM darurat, ia berhenti memasok oksigen ke rumah konsumen. Sebab, kebijakan dari pabrik hanya melayani permintaan dari rumah sakit.
Sebelum ada peningkatan kasus, Ega mengaku setiap hari bisa mendistribusikan sekitar 20 tabung kepada warga yang membutuhkan bahkan hingga beberapa rumah sakit.
Ega mengaku sebenarnya tidak tega melihat kondisi saat ini, padahal yang membutuhkan oksigen tidak hanya pasien Covid-19 tetapi pasien sakit jantung atau paru-paru.
Dia hanya bisa berharap, pabrik memasok agen kecil seperti dirinya agar bisa mendistribusikan oksigen kepada masyarakat.
"Tolong kami ini juga diberi kesempatan, jangan hanya rumah sakit (yang diprioritaskan). Karena mereka yang kami kirim juga sama-sama membutuhkan," ucap Ega saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.