Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sulitnya Penderita Asma di Yogya Dapat Oksigen Medis: Isi Tabung Tinggal Seperempat

Kompas.com - 14/07/2021, 19:52 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Meningkatnya kasus positif Covid-19 membuat ketersediaan oksigen medis mengalami kelangkaan termasuk di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Padahal, tak hanya pasien positif Covid-19 yang membutuhkan oksigen medis, tetapi juga warga yang membutuhkan oksigen, misalnya penderita asma.

Nur Maulana, warga Kapanewon Dlingo, kesulitan mencari oksigen untuk ayahnya yang menderita asma. Saat penyakit sang ayah kambuh, ia butuh oksigen.

Setiap hari, tabung gas oksigen miliknya harus terisi sehingga jika akan digunakan sudah siap.

Baca juga: Tim Detektor Covid-19 Makassar Catat 4.941 Orang dengan Saturasi Oksigen di Bawah 90 Persen

Namun, beberapa hari ini, Nur sedikit bingung karena oksigen di tabung tinggal seperempat. Dia sudah menghubungi beberapa agen di Bantul namun tak menemukan oksigen.

"Jadi Bapak saya saat itu kambuh asmanya, dan pas tabung oksigen di rumah tinggal sedikit," katanya kepada wartawan di Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Rabu (14/7/2021).

Tak patah arang, selain di Bantul dirinya mencoba menghubungi agen oksigen di Kota Yogyakarta, hingga Sleman.

Namun, ia tak mendapatkan jawaban kapan dirinya bisa mendapatkan oksigen. Akhirnya, oksigen yang tinggal seperempat itu pun habis saat Nur sedang mencari.

"Semoga Bapak saya tidak kambuh lagi karena jujur saya bingung mau cari ke mana lagi kalau habis," ucap Nur.

Oksigen diperlukan sang ayah karena saat penyakitnya kambuh sulit untuk bernapas.

Nur hanya bisa berharap pasokan oksigen ke agen berjalan lancar.

Baca juga: Kondisi Darurat, Pemerintah DIY Minta Vendor Oksigen Tidak Egois

Salah satu agen oksigen di Kalurahan Nitiprayan, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul Ega Megawati menyebut pasokan oksigen dari pabrik tersendat sejak Juni 2021 lalu.

Sejak PPKM darurat, ia berhenti memasok oksigen ke rumah konsumen. Sebab, kebijakan dari pabrik hanya melayani permintaan dari rumah sakit.

Sebelum ada peningkatan kasus, Ega mengaku setiap hari bisa mendistribusikan sekitar 20 tabung kepada warga yang membutuhkan bahkan hingga beberapa rumah sakit.

Ega mengaku sebenarnya tidak tega melihat kondisi saat ini, padahal yang membutuhkan oksigen tidak hanya pasien Covid-19 tetapi pasien sakit jantung atau paru-paru.

Dia hanya bisa berharap, pabrik memasok agen kecil seperti dirinya agar bisa mendistribusikan oksigen kepada masyarakat.

"Tolong kami ini juga diberi kesempatan, jangan hanya rumah sakit (yang diprioritaskan). Karena mereka yang kami kirim juga sama-sama membutuhkan," ucap Ega saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com