MAKASSAR, KOMPAS.com – Tim detektor Covid-19 bentukan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menemukan 4.941 orang warga dengan saturasi di bawah 90 persen.
Hal tersebut diungkapkan Danny Pomanto saat melakukan rapat koordinasi monitoring dan evaluasi Makassar Recover bersama Forkopimda, tim Makassar Recover, master Covid-19 dan jajaran lingkup Makassar Recover secara virtual, Rabu (14/7/2021).
“Sebanyak 61.137 orang yang sudah terdata oleh tim detektor, ternyata warga dengan kondisi suhu badan di atas 38 derajat celcius dideteksi sebanyak 740 orang. Sementara, untuk saturasi di bawah 90 persen terdapat 4.941 orang,” kata Danny Pomanto.
Danny Pomanto juga mengungkapkan, saat turun di lapangan, tim detektor tak lepas dari cacian warga serta kurangnya pengawasan camat dan lurah. Tim detektor mengalami hal itu karena ketidaksiapan wilayah.
Baca juga: Kasus Dokter Lois Owien, Keluarga Besar Tulis Surat Permintaan Maaf Terbuka untuk Indonesia
“Jadi ada beberapa wilayah memang tidak terlalu mendukung program ini. Jadi warga banyak tidak siap, padahal ini menguntungkan mereka. Kita mudahkan juga warga, mereka tidak bawa KTP dan tidak bayar seperti di rumah sakit. Ini kita yang datangi dan gratis pula. Ini bentuk tindakan kemanusiaan kita di tengah pandemi,” ujarnya.
Terkait soal banyaknya tim detektor yang tidak mematuhi SOP, lanjut Danny Pomanto, pihaknya sudah membicarakan dengan camat, lurah dan master Covid-19 di setiap wilayah agar lebih memperhatikan para tim detektornya.
“Kita lihat kelebihannya ini program ternyata banyak warga yang saturasinya di bawah 90 dan suhunya tinggi. Ini membahayakan. Karenanya kita akan lakukan PCR, bukan antigen ke semua warga yang terdata. Kalau tidak ditindaki cepat atau tidak ada tim detektor, mana kita tau warga kita kurang saturasinya,” ujarnya.
Baca juga: Rusak Ambulans dengan Helm, Pemuda di Bantul Mengaku Terprovokasi Isu Ambulans Kosong
Danny Pomanto meminta kerja sama masyarakat Makassar untuk bisa menerima kedatangan tim detektor ke rumah-rumah.
"Insya Allah tiap hari kita evaluasi kekurangannya. Tolong kerjasamanya. Kita juga sudah kordinasi dengan TNI dan Polri untuk mengawal ini,” jelasnya.
Guru besar Ilmu kedokteran Universitas Hasanuddin Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi membenarkan banyak warga Kota Makassar dengan nilai saturasi di bawah 90 persen.
“Di bawah 95 persen saja itu sudah bahaya. Ini yang banyak terjadi di Kota Jakarta. Biasa disebut happy hypoxia, di mana orang-orang tidak mengetahui jika oksigen dalam darahnya berkurang. Dan ini bahaya jika tidak ditindaki dengan cepat. Untungnya para tim detektor turun men-tracing meskipun banyak pro kontra,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.