Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Pasien Isoman di Gunungkidul Tak Mau Tinggal di Shelter

Kompas.com - 13/07/2021, 22:30 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

"Adapun dari pasien isoman ada 19 jenazah," kata Staf Administrasi, Logistik, dan Pendampingan SDM PMI Gunungkidul, Saiful Asrofi dihubungi wartawan pada Senin (12/7/2021).

Diakuinya, meningkatnya jumlah kematian membuat relawan harus bekerja ekstra untuk memakamkan dengan protokol kesehatan.

Apalagi jika kematian secara bersamaan, dan meminta cepat untuk ditangani.

Berdasarkan data, sekitar 65-70 persen kalurahan sudah bisa melakukan pemakaman dengan prosedur Covid-19 secara mandiri.

Namun, dengan catatan jenazah tersebut sebelumnya sudah dirukti oleh petugas.

Sedangkan untuk yang mampu melakukan rukti secara mandiri baru sekitar 35-40 persen kalurahan.

"Karena kondisi itu (banyak yang meninggal), banyak kalurahan dan keluarga dari jenazah yang minta didahulukan penanganannya, sedangkan kemampuan kami terbatas," kata Saiful.

Selain itu pihaknya melakukan pendampingan kepada wilayah yang baru pertama kali menangani jenazah dengan konfirmasi positif Covid-19.

Harapannya, ke depan warga bisa melaksanakan pemulasaraan jenazah secara mandiri. PMI Gunungkidul berkoordinasi dengan berbagai rumah sakit (RS) untuk proses rukti jenazah.

Sehingga nantinya tim relawan bisa berfokus untuk penanganan jenazah lainnya.

Ketua PMI Gunungkidul Iswandoyo menambahkan, kematian pasien isoman dirasakan sejak bulan Juni 2021 lalu. Pada Juni lalu tercatat sebanyak 18 pasien isoman yang ditangani.

"Sepanjang Juni lalu, total yang kami tangani sebanyak 55 jenazah (menggunakan protokol kesehatan)," kata Iswandoyo.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono mengakui hampir setiap hari anggotanya memakamkan warga yang meninggal dengan protokol kesehatan.

"Iya Mas hampir setiap hari," kata Marjono.

Dijelaskan, tim SAR Satlinmas selain menjaga wilayah pantai, sejak pandemi juga bertugas melakukan sosialisasi kepada wisatawan, sosialiasasi pemulasaran jenasah, hingga menjaga TPR untuk membantu menghalau wisatawan.

"Untuk pemakaman kami tidak hanya wilayah selatan, tetapi seluruh Gunungkidul siapa saja yang membutuhkan bantuan kami bantu," kata Marjono

Marjono mengaku, untuk melakukan penguburan pihaknya selama ini masih mengandalkan jas hujan. Untuk baju yang khusus memang mengalami keterbatasan, namun hal itu tidak menyurutkan pihaknya.

"Memang kami kekurangan APD, kami bisa memakai jas hujan dan memang itu rapet banget," ucap Marjono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com