Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSUD Blitar Sementara Tak Layani Pasien Covid-19 yang Butuh Oksigen karena Pasokan Terlambat

Kompas.com - 13/07/2021, 21:33 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardhi Waluyo terpaksa menolak pasien yang membutuhkan perawatan menggunakan oksigen, termasuk pasien Covid-19.

Pada Selasa (13/7/2021), di depan pintu Instalasi Gawat Darurat terpasang sebuah pengumuman bertuliskan, "Mohon Maaf untuk Sementara IGD Tidak Menerima Pelayanan".

Wakil Direktur RSUD Mardhi Waluyo Herya Putra Dharma mengatakan, pemasangan pengumuman tersebut dilakukan karena adanya keterlambatan pasokan oksigen, baik liquid maupun tabung.

"Penutupan ini tidak ada kepastian sampai kapan. Tapi begitu pasokan oksigen datang dan level oksigen sudah naik di rumah sakit kami maka pelayanan IGD untuk pasien yang membutuhkan oksigen langsung kami buka," ujar Herya saat dihubungi, Selasa sore.

Herya menambahkan, stok oksigen RSUD Mardhi Waluyo hanya cukup untuk pasien yang sedang dirawat.

Baca juga: Cerita Arya Mengaku Diusir Warga Saat Isoman: Sedih, tapi Ya Sudah, Memang Risiko Nakes...

"Yang oksigen cair tinggal beberapa jam ke depan tapi sepertinya pasokan sudah datang. Mungkin saat ini sedang proses pengisian. Tapi yang tabung tinggal yang terpasang pada pasien yang ada," jelasnya.

Menurut Herya, pihaknya sedang mengupayakan pasokan oksigen tabung ke Tulungagung. Pihaknya melakukan jemput bola dengan mengirim kendaraan untuk mengambil tabung yang  sedang menuju titik bongkar di Tulungagung.

Menurut Herya, dengan 133 tempat tidur (bed) untuk pasien Covid-19 di RSUD Mardhi Waluyo sebenarnya tingkat keterisiannya (BOR) belum menyentuh angka 100 persen.

Penolakan pasien, ujarnya, semata-mata karena keterlambatan pasokan oksigen.

"Status oksigen saat ini nol. Meskipun beberapa jam ke depan akan segera terisi," ujarnya.

 

Namun, ujarnya, sejumlah pasien Covid-19 dari beberapa puskesmas di Kota Blitar saat ini sudah mengantre masuk ke ruang perawatan Covid-19 di RSUD Mardhi Waluyo.

"Dan kami tidak bisa menolak pasien dari puskesmas karena mereka memang tidak memiliki ruang rawat inap," kata Herya.

Herya mengatakan, kondisi buka tutup pasien Covid-19 yang akan masuk ke RSUD Mardhi Waluyo sudah berlangsung sejak Kamis (8/7/2021) ketika pasokan oksigen mulai menipis.

"Misalnya keterlambatan hari ini. Seharusnya pasokan oksigen cair dan tabung sudah datang dini hari tadi, tapi sampai siang belum masuk," ujarnya.

Selama beberapa pekan terakhir kebutuhan oksigen di RSUD Mardhi Waluyo memang mengalami lonjakan sekitar dua kali lipat dibandingkan kebutuhan sebelumnya.

Baca juga: Kasus Kericuhan Patroli PPKM Darurat di Surabaya, Polisi Tetapkan 2 Tersangka Baru

Jika sebelumnya RSUD Mardhi Waluyo membutuhkan 9 ton hingga 10 ton oksigen cair per pekan, saat ini setiap hari membutuhkan 2,3 ton per hari atau 16 ton per pekan.

Kebutuhan oksigen tabung saat ini, tambahnya, adalah sekitar 300 liter per hari.

Herya mengatakan, 20 bed perawatan intensif (ICU) untuk pasien Covid-19 saat ini dilengkapi dengan tiga ventilator dan enam HNFC.

"Sudah datang sembilan HNFC baru, dan segera menyusul satu lagi sehingga nanti total ada 16 bed dengan HNFC. Kebutuhan oksigen akan semakin besar nanti," jelasnya.

 

Bertempat di Jalan Kalimantan, Kota Blitar, RSUD Mardhi Waluyo adalah rujukan utama pasien Covid-19 di Kota Blitar.

RSUD Mardhi Waluyo juga tercatat merawat pasien Covid-19 dari wilayah Kabupaten Blitar dalam jumlah yang cukup banyak, terbanyak setelah RSUD Ngudi Waluyo di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Baca juga: Kabupaten Blitar Mencatat Jumlah Kematian Tertinggi Selama Pandemi

Hari ini, Satgas Covid-19 melaporkan tambahan kasus baru Covid-19 di Kota Blitar sebanyak 61 kasus sehingga akumulasi kasus positif Covid-19 menjadi 3.502. Jumlah kematian 134 orang atau tingkat kematian 3,82 persen.

Pada hari yang sama, dilaporkan 66 kasus baru di Kabupaten Blitar sehingga akumulasi jumlah kasus positif Covid-19 menjadi 6.752 dengan jumlah kematian 862 atau tingkat kematian 12,76 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com