Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Indonesia, Relawan: Mau Masuk RS Susah, Masuk Kuburan Juga Susah (1)

Kompas.com - 12/07/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

Saban hari ada satu tim pemulasaraan yang harus mondar-mandir menyisir keberadaan jenazah dari satu rumah ke rumah lain di seluruh wilayah Ibu Kota. Pengurusan dilakukan berdasarkan nomor antrean pelaporan.

"Yang jadi kendala, jaraknya jauh, dari Jakarta pusat ke timur, dari timur ke utara, jauh jangkauannya," tutur Wirawan.

Baca juga: Pemkot Bandung: Keluarga Jenazah Pasien Covid-19 yang Kena Pungli Diminta Lapor ke 119

Itulah yang kadang membuat jenazah terpaksa menunggu berjam-jam untuk mendapat giliran pemulasaraan. Jika subuh tiba namun masih ada antrean, maka pengurusannya bakal dialihkan ke keesokan harinya.

Tak jarang saat sampai di lokasi, Wirawan mendapati jenazah yang masuk antrean sudah meninggal dunia lebih dari sehari.

"Kita kan juga nggak tahu. Kita terima beritanya (laporannya) sekarang, kita meluncur ke sana kan sesuai antrean. Sampai di sana kita nggak tahu kalau kondisinya sudah seperti itu—sudah meninggal berapa hari yang lalu," ungkap pria yang puluhan tahun terbiasa mengurus jenazah tersebut.

Baca juga: Pengakuan Korban Pungli Rp 4 Juta untuk Pemakaman Jenazah Covid-19 di Bandung

"Jadi meninggalnya juga kadang-kadang nggak ketahuan jam berapa. Jenazahnya itu, istilahnya, ya sudah lewat dari 24 jam baru dilaporkan ke kami," lanjut dia.

Wirawan merasa getir ketika tak bisa bergegas mengurus satu per satu jenazah. Tapi dia pun tak mampu berbuat banyak mengingat keterbatasan daya.

"Pikiran saya sih sekarang, kapan ini bisa berakhir. Karena kasihan juga melihat saudara-saudara kita, yang hidup, dalam keadaan sakit. Mau masuk ke rumah sakit juga susah karena rumah sakit semua penuh," tutur dia.

"Sementara yang meninggal pun kondisinya seperti itu, mau masuk kuburan susah. Mau pemulasaraan antre. Itu yang jadi pikiran saya, kapan bisa berakhir?" sambung Wirawan lagi.

Baca juga: Oknum yang Minta Rp 4 Juta kepada Keluarga Jenazah Pasien Covid-19 Dipecat dan Diperiksa Polisi

'Kemacetan' sirkulasi jenazah,

Sejumlah pasien menjalani perawatan di tenda barak yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (4/7/2021).ANTARA FOTO Sejumlah pasien menjalani perawatan di tenda barak yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (4/7/2021).
Kondisi nyaris serupa terjadi di Yogyakarta pada awal Juli 2021. Bedanya, antrean jenazah tak hanya dari rumah ke rumah, tapi juga berderet di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Sardjito.

Puluhan jenazah saat itu berjejer mengisi penuh ruang forensik rumah sakit. Sementara di bangsal perawatan, terbaring puluhan jenazah lain yang menunggu giliran pemulasaraan.

Daftar antrean itu saja belum tertangani, Komandan Posko Dukungan Operasi Satgas Covid-19 Yogyakarta Pristiawan Bintoro mengungkap masih ada jenazah di luar fasilitas kesehatan

Untuk mengurai apa yang disebutnya 'kemacetan' sirkulasi jenazah, Pristiawan menggerakkan tim mengurus jasad-jasad di ruang forensik.

Baca juga: Terungkap, Oknum Petugas yang Minta Rp 4 Juta ke Keluarga Pasien Covid-19 Ternyata Tenaga Pemikul Jenazah

"Jadi saking sudah penuhnya, kemarin kami mengurai 83 jenazah. Itu akumulasi dari tiga hari. Padatnya tiga hari dari 3,4,5 Juli," tutur Pristiawan kepada wartawan Nurika Manan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Rabu (7/7/2021).

"Itu harus segera diurai karena kalau di bagian forensik ini nggak segera terdistribusi untuk dimakamkan, maka ada puluhan orang yang sudah meninggal di bangsal itu tidak bisa dikeluarkan, dibawa ke ruang forensik," terang dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com