YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kasus seseorang meninggal dunia saat sedang menjalani Isolasi mandiri (isoman) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin melonjak.
Komandan Posko Gabungan yang juga Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Wahyu Pristiawan Buntoro mengatakan, meningkatnya kasus orang meninggal saat isoman disebabkan karena banyaknya rumah sakit yang penuh.
"Saat rumah sakit mengalami stuck, dan tidak bisa menerima rujukan dari puskesmas, maka puskesmas hanya memiliki satu pilihan. Dengan kondisi apapun pilihannya hanya isoman di rumah,” kata Pristiawan, Jumat (9/7/2021).
Baca juga: Sediakan Bubur Gratis untuk Pasien Isoman, Pedagang Ini Tiap Hari Kirim Bantuan
Data yang dihimpun oleh relawan Posko Dukungan Operasi Satgas Covid-19 DIY, total ada 106 orang meninggal dunia saat menjalani isoman.
Data tersebut didapat dari 1 Juni hingga 5 Juli 2021.
Diketahui dari total 106, 49 di antaranya terkonfirmasi positif sementara yang lainnya masuk kategori suspek, infeksius, dan probable.
Dia mengungkapkan peristiwa melonjaknya kasus meninggal dunia saat isoman sudah diprediksi.
Jika kondisi rumah sakit penuh, maka yang dikhawatirkan adalah jumlah kematian saat pasien menjalani isolasi mandiri terutama di wilayah yang jauh dari jangkauan rumah sakit.
Baca juga: Saugik Bagikan Nasi Kebuli Kambing untuk Pasien Covid-19 yang Isoman, Begini Ceritanya...
Ia mencontohkan seperti di wilayah Gunungkidul maupun Kulon Progo.
“Gunungkidul dan Kulon Progo dengan beberapa tipikal dan juga bagaimana fasilitas kesehatan masyarakat yang di luar jangkauan. Beruntung di Gunungkidul maupun Kulon Progo dilihat dari populasi tidak sebanyak di Sleman,” katanya.