Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mal Ditutup Selama PPKM Darurat, Karyawan Digaji Berdasarkan Jumlah Hari Masuk

Kompas.com - 04/07/2021, 16:12 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com-Penutupan mal selama pemberlakuan PPKM Darurat di Kota Madiun, Jawa Timur berdampak pada pendapatan para karyawannya dan UMKM yang berjualan di dalam pusat perbelanjaan.

Mereka tidak lagi menerima gaji utuh sebulan lantaran harus bekerja sistem bergilir.

Kondisi itu menjadikan manajemen mal mengurangi gaji yang diberikan kepada karyawan.

Karyawan akan dibayar dengan jumlah hari masuk kerja.

Baca juga: Tempat Wisata Ditutup Selama PPKM Darurat, Pantai di Bali Dipasang Garis Polisi

Tak hanya itu, UMKM yang berjualan di dalam mal pun harus siap merugi karena sepinya pengunjung.

Untuk diketahui, Pemkot Madiun menutup sementara seluruh mal atau pusat perbelanjaan selama masa pemberlakukan PPKM Darurat.

Apalagi, kota pendekar masuk dalam level 4 PPKM Darurat.

Meski mal ditutup, supermarket, restoran dan swalayan tetap diperbolehkan dibuka hingga pukul 20.00 WIB.

“Dampaknya ngeri. Tadi saya keliling kepada teman-teman UMKM yang berjualan di dalam mall mereka mengeluh sangat sepi. Bahkan mereka memilih akan tidak berjualan dulu lantaran sepinya pembeli,” kata Manager Lawu Plaza Mall Kota Madiun, Andreas Nugroho yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).

Andreas bercerita ada satu pemilik UMKM itu yang mengaku sejak mal dibuka hingga pukul 13.30 baru mendapatkan omzet jualan Rp 25.000.

Maka bila dihitung, omzet yang didapat tidak bisa menutup modal untuk jualan.

Untuk karyawan yang bekerja di mal, kata Andreas, pihaknya terpaksa memberlakukan sistem bekerja bergilir karena banyak sektor usaha yang ditutup di masa PPKM Darurat.

Kondisi itu menjadikan manajemen harus membayar gaji karyawan sesuai hari kerja mereka masuk.

Menurut Andreas, hampir 90 persen karyawan yang bekerja di Lawu Plaza digaji dengan upah minimal regional Kota Madiun sebesar Rp 1,9 jutaan perbulannya.

Bila total 300 karyawan di Lawu Plaza dikenakan sistem kerja bergilir maka gaji yang diterima dipastikan akan berkurang banyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com