NUNUKAN, KOMPAS.com – Seorang laki laki bernama Anwar (52) pegawai Agen Premium Minyak Solar (APMS) Cahaya Makarenu, Nunukan Kalimantan Utara terkapar penuh luka di samping mesin BBM, Jumat (25/6/2021).
Kondisi laki laki tersebut cukup mengenaskan. Dia terluka parah di leher dan kepala bagian belakang serta perut.
Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Marhadiansyah Tofiqs Setiaji mengungkapkan, Anwar merupakan korban penganiayaan berat.
‘’Diduga masalah cinta segitiga. Ceritanya pelaku bernama TM (46) ini memiliki mantan istri yang kerja di APMS yang juga tempat korban bekerja. Intinya pelaku cinta mati dengan istri dan cemburu, itu yang mendasari pelaku bertindak kejam,’’ujarnya.
Baca juga: ASN Positif Covid-19 Terus Bertambah, Pemkab Wonogiri Berlakukan WFH 50 Persen
Marhadiansyah mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 Wita. Tiba-tiba pelaku datang ke APMS menggunakan sepeda motor.
Ia standar motornya, lalu datang mendekat ke arah korban yang saat itu jongkok membelakangi pelaku.
Tanpa bicara apapun, pelaku mencabut parang dari sarungnya dan langsung menganiaya korban. Meski sempat membela diri, korban justru menerima tusukan di bagian perut.
‘’Jadi pelaku ini menikah siri dengan mantannya pada 2017. Mereka pisah pada 2019, tapi pelaku tidak terima. Pelaku mencurigai istrinya ada hubungan dengan korban karena sering jalan bareng,’’jelasnya.
Baca juga: Tak Gunakan Anggaran Negara, Dapur Umum untuk Pasien Covid-19 Banjir Dukungan Masyarakat
Dari pengakuan pelaku, ia pergi ke pasar dan membeli parang seharga Rp 130.000 untuk menganiaya korban.
Pelaku mengaku tidak bisa menahan cemburu dan tak bisa mengontrol emosi melihat korban dan mantan istrinya bekerja dalam satu tempat.
‘’Setelah menebas korban, ia lemparkan parangnya di lokasi kejadian. Dia langsung ke Polres Nununukan untuk menyerahkan diri,’’tambah Mahardiansyah.
Korban yang dilarikan ke Puskesmas, tidak mampu bertahan. Pendarahan akibat lukanya sudah terlalu banyak. Sekitar pukul 11.00 Wita, korban meninggal dunia.
‘’Kami masih interogasi pelaku, kita masih lakukan BAP saat ini,’’kata Marhadiansyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.