BANDUNG, KOMPAS.com - Kasus Susan, seorang guru honorer asal Sukabumi, Jawa Barat, yang dilaporkan lumpuh serta mengalami gangguan penglihatan usai disuntik vaksin fase 2 sempat ramai jadi perbincangan.
Namun, hasil audit tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menyatakan kelumpuhan yang terjadi terhadap Susan bukan karena vaksinasi, melainkan diagnosis menderita guillain barre syndrome (GBS) yang merupakan penyakit saraf.
Sejak vaksinasi digelar, Satgas Covid-19 Jabar sudah menerima 143 laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Diantaranya 107 KIPI ringan dan 36 serius. KIPI ringan mayoritas mengantuk, merah di tempat penyuntikan dan juga lapar.
“Ke 36 KIPI serius itu sudah diaudit dan tidak ada yang hubungan langsung akibat vaksin Covid ini,” kata Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Jabar, Marion Siagian, Senin (3/5/2021).
Baca juga: Guru Susan di Sukabumi Lumpuh Bukan karena Vaksinasi, melainkan Penyakit Langka GBS
Sementara itu, anggota Komite Daerah KIPI Jabar Rodman Tarigan menambahkan, untuk KIPI serius itu kebanyakan pasien tidak sadarkan diri atau pingsan setelah menerima vaksin. Hal itu dikarenakan adanya kecemasan, ditambah melihat jarum suntik.
“Ada ketakutan sehingga muncul gejala sakit sampai pingsan. KIPI serius itu sampai dirawat dan itu ternyata tidak ada kaitannya dengan vaksinasi,” ucap dia.
Ketua Komda KIPI Jabar Kusnandi Rusmil menyatakan, kasus KIPI berat rasionya 1 juta banding satu orang. Adapun reaksi alergi berat dan ringan angkanya berkisar 2,5-5 persen.
Baca juga: Muntah Darah 5 Hari Setelah Vaksin Covid-19, Mario Ternyata Infeksi Paru-paru, Ini Penjelasannya
Menurut dia, KIPI itu bisa dikaitkan sama vaksin dan juga tidak bisa dikaitkan dengan vaksin. Contoh reaksi vaksin membuat panas badan, bengkak di tempat suntikan.
“Ada juga yang bukan reaksi vaksin, seperti salah suntik ketukar itu yang harus dicegah dan kita belum pernah ketemu KIPI seperti itu, kebanyakan reaksi individu yang terjadi. Biasanya 2,5-5 persen dari semua populasi itu KIPI ringan. Yang berat itu sangat jarang dari sejuta itu satu. Untuk keuntungan vaksinasi jauh lebih besar daripada reaksi itu jadi jangan takut divaksinasi karena ini mencegah dari penyakit,” ucap dia.
Baca juga: 19 Pegawai Dinas Penanaman Modal Blitar Alami Gejala Usai Vaksin, 3 di Antaranya Menderita Anosmia