Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Minta Kerumunan di Pasar Diawasi: Kalau Tak Bisa Dikendalikan, Bubarkan!

Kompas.com - 03/05/2021, 19:25 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah memerintahkan bupati dan wali kota untuk mewaspadai titik-titik kerumunan di wilayahnya.

Terlebih menjelang Hari Raya Idul Fitri, Ganjar meminta pusat perbelanjaan untuk diperketat.

“Tadi sudah saya sampaikan pada kawan-kawan bupati wali kota, melalui grup kita. Satu pasar kaget, karena ini lagi prepegan ya, pasar kaget, pasar tradisional, mal, (kita) minta untuk dilakukan penjagaan,” ucap Ganjar usai Rakor Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan dan Penanganan Covid-19 di daerah secara daring dipimpin oleh Mendagri di Ruang Rapat Gedung A, Senin (3/5/2021).

Baca juga: Ganjar Minta Penyekatan Pemudik Diperketat: Banyak yang Bocor

Ganjar kembali mengingatkan pada tempat pariwisata hingga hotel untuk disiplin menerapkan protokol kesehatannya.

Apabila tidak bisa dikendalikan, Ganjar memerintahkan untuk ditutup.

“Hotel-hotel tempat kerumunan seperti pariwisata kita minta untuk dicek semuanya dan kalau kemudian tidak bisa dikendalikan perintahnya satu, tutup. Ini serius buat kita agar bisa menjaga semuanya,” ungkapnya.

Selain itu, pelaksanaan ibadah shalat Idul fitri juga menjadi perhatian.

Baca juga: Pengetatan Pemudik di Jateng, Ganjar: Justru Banyak Warga Keluar daripada yang Datang

Dia menegaskan, tempat ibadah yang boleh melakukan shalat Idul Fitri berjemaah hanya diizinkan untuk daerah yang berzona kuning dan hijau.

"Maka kalau dari Kemenag sudah diputuskan bahwa yang boleh melaksanakan (shalat Idul Fitri berjemaah) di zona kuning dan hijau itulah yang akan kita siapkan. Akan kita prtakan yang paling kecil adalah desa dan kelurahan," jelasnya.

Apabila di daerah tersebut masih berzona merah dan oranye maka pelaksanaan Sholat Idul Fitri berjemaah dianjurkan digelar di rumah.

"Maka kalau di desa dan kelurahan tolong datanya dibaca dengan baik. Kalau petanya masih merah dan oranye maka tidak sesuai dengan keputusan Kemenag maka di tempat itu tidak boleh menggelar Shalat Id. Tidak apa apa shalatnya di rumah saja seperti tahun lalu dan tidak usah diperdebatkan. Agar kita bisa menjaga," tegasnya.

Baca juga: Ganjar Sebut Jumlah Pemudik Masuk Jateng Capai Dua Ribuan Orang Tiap Hari

Selain itu, Ganjar meminta untuk pelaksanaan shalat tarawih selama Ramadhan agar diperketat lagi protokol kesehatannya.

"Yuk kita ketatin masjid kita atau mushala untuk shalat tarawih agar ketat. Nanti akan ada pembagian zakat juga sama diperketat. Simbolis saja yang lain boleh diantarkan. Dengan Kemenag akan membuat peta level desa mana yang boleh dan tidak boleh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com