KULON PROGO, KOMPAS.com –Puluhan Santri dari Pondok Pesantren Nurul Qur’an yang sempat menjadi klaster penularan Covid-19 mendapat pengawasan serius setelah pulang dan tersebar ke berbagai wilayah di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Puskesmas setempat lantas men-tracing kontak erat dari para santri dan mengupayakan tes swab PCR untuk memastikan perkembangan klaster ini.
Kontak erat terbanyak ada di wilayah Kapanewon Kokap, sementara ini mencapai 43 orang (kontak erat).
Baca juga: 10 Hari Diisolasi, Puluhan Santri Klaster Ponpes di Kulon Progo Diperbolehkan Pulang
Ini hasil tracing yang dilakukan dua puskesmas, yakni Puskesmas Kokap I dan Puskesmas Kokap II.
“Puskesmas Kokap I bisa mentracing 27 kontak erat,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati, Sabtu (1/5/2021).
“Puskesmas Kokap II mentracing 16 kontak erat.” tambahnya.
Klaster Nurul Qur’an muncul di sebuah rumah tahfidz yang ada pada Kalurahan Hargorejo, Kokap. Santri yang ada di sana berusia 10-18 tahun.
Gugus Tugas sebelumnya telah melaporkan, dalam klaster ini saja sudah terkonfirmasi 68 kasus Covid-19.
Baca juga: Di Tengah Kemunculan Klaster Ponpes, Kemenag Kota Tegal Perbolehkan Santri Mudik
Namun, semua penghuni Nurul Qur’an ini pulang ke rumah masing-masing dan tersebar ke berbagai daerah.
Terbanyak ada di Kokap, yakni 52 kasus yang terdiri dari 31 kasus di wilayah layanan Puskesmas Kokap I dan 21 kasus di wilayah Puskesmas Kokap II.
Tracing pun dilakukan oleh kedua puskesmas, dilanjutkan pengambilan swab kontak erat. Alhasil, Kokap I menemukan 27 kontak erat dan Kokap II menemukan 16 kontak erat