KOMPAS.com - Hoaks soal tsunami yang beredar di kalangan warga Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, membuat panik masyarakat setempat.
Tak hanya menimbulkan kegaduhan, hoaks tersebut juga mengakibatkan dua orang kehilangan nyawanya.
Kabar bohong itu muncul pada Jumat (16/4/2021), sekitar tengah malam.
"Akibat isu tsunami itu mengakibatkan warga panik dan mengungsi," ujar Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday kepada Kompas.com, Sabtu (17/4/2021) malam.
Baca juga: 2 Warga NTT Tewas Setelah Beredar Hoaks soal Tsunami
Gara-gara hoaks tsunami tersebut, dua warga Kabupaten Lembata tewas.
Mereka adalah Kristina Lelu, warga Kelurahan Lewoleba Tengah, Kecamatan Nubatukan; dan Lisa Deram Akamaking, seorang pengungsi banjir asal Desa Lamagute, Kecamatan Ile Ape Timur.
Seperti yang disebut di atas, dampak dari hoaks tsunami membuat warga setempat berhamburan dan segera mengungsi.
Di saat itulah, Lisa jatuh tertabrak orang-orang yang berdesakan ingin segera menyelamatkan diri.
Thomas menjelaskan, Lisa sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba. Akan tetapi, dia meninggal dunia pada Sabtu, sekitar pukul 06.00 WITA.
Baca juga: “Puji Tuhan, Hari Ini, Saudara-saudara Kita dari Sumatera Barat Bawa Rendang”
Lain cerita dengan Kristina Lelu. Begitu mendengar berita hoaks tentang tsunami, dia terkena serangan stroke.
Ketika sedang menyelamatkan diri, tubuh Kristina tiba-tiba terjatuh.
Ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 02.00 WITA di Rumah Sakit Bukit Lewoleba, Sabtu.
Baca juga: Remaja Tewas Usai Latihan Pencak Silat, 6 Orang Jadi Tersangka, Ini Penjelasan Polisi
Seorang ibu hamil juga terkena dampak dari beredarnya kabar bohong itu.
Ayuwindra, pengungsi asal Desa Waimatan, sempat jatuh karena terserempet kendaraan.
Ia terserempet saat sedang berlari menyelamatkan diri.
Baca juga: Dituduh Maling Usai Mobilnya Senggol Motor, Pekerja Pemasang CCTV Tewas Diamuk Massa
Thomas Ola Langoday menuturkan, soal kabar hoaks tersebut belum diketahui siapa penyebarnya.
“Belum diketahui sumber yang menyebarkan hoaks tsunami,” ucapnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.