Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Jalan Umum Ditutup Tembok | Hilang 15 Tahun, Hermawan Ditemukan dalam Kondisi Depresi

Kompas.com - 17/04/2021, 05:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS - Nur Sayuti seorang pensiunan Bea Cukai berusia sekitar umur 60 tahun menutup jalan umum dengan tembok.

Ia mengklaim jalan tersebut adalah tanah milik istrinya, Dian Sukma yang bertugas di Sekwan DPRD Kota Pekanbaru.

Padahal jalan tersebut sudah diaspal sejak 13 tahun. Sayuti menembok jalan tersebut setelah Dishub memasang lampu merah dan dianggap tidak izin kepada dirinta.

Sementara itu di Indramayu merawat pria dengan gangguan jiwa yang bernama Sarkam.

Ternyata Sarkam adalah warga Ciamis yang sudah hilang 15 tahun lalu setelah pamit ke keluarga untuk merantau. Akhirnya Sarkam bertemu dengan keluarganya dan dibawa pulang ke rumah.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Alasan Sayuti tutup jalan umum

Pembongkaran tembok penutup jalan yang dibuat oleh Nur Sayuti di Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (16/4/2021).KOMPAS.COM/IDON Pembongkaran tembok penutup jalan yang dibuat oleh Nur Sayuti di Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (16/4/2021).
Nur Sayuti seorang pensiunan Bea Cukai menutup jalan umum di perumahan dengan memasang tembok batu bata di RT 01 RW 01 Kelurahan Penghentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.

Tanah itu merupakan milik istri Sayuti bernama Dian Sukma yang bekerja di Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru.

Namun, dulunya dibuat jalan sebagai akses keluar masuk perumahan. Selama 13 tahun setelah diaspal tidak ada masalah terkait jalan tersebut.

Masalah muncul setelah Dishuh Kota Pekanbaru memasang lampuh merah di ujung jalan.

"Dia marah kenapa orang Dishub tidak minta izin pasang lampu merah di simpang jalan itu. Karena itu tanah dia," sebut Rahmat ketua RT setempat.

Baca juga: 2 Alasan Sayuti Tutup Jalan Umum dengan Tembok, Salah Satunya Karena Pernah Diklakson Pengendara

2. Diduga milik pencuri, motor dilas ke tiang

Sepeda motor diikat dan dilas ke sebuah tiang listri di Dusun Kertanegara, Desa Sindangsari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Kamis (15/4/2021).KOMPAS.COM/CANDRA NUGRAHA Sepeda motor diikat dan dilas ke sebuah tiang listri di Dusun Kertanegara, Desa Sindangsari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Kamis (15/4/2021).
Sebuah motor matic diikat di tiang depan pos ronda di Dusun Kertanegara, Desa Sindangsari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Diduga motor tersebut adalah milik maling yang akan masuk ke rumah salah satu warga.

Maling tersebut masuk saat rumah dalam kondisi sepi karena ditinggak keluar oleh pemilik rumah. Warga yang tahu kemudian keliling mencari keberadaan maling tersebutt

Saat mencari pencuri itulah, warga menemukan motor tersebut terparkir tanpa kunci di sebuah kebun. Walaupun ada yang mengaku motor itu miliknya, warga sepakat tak akan memberikan motor tersebut sebelum pelaku benar-benar ditangkap.

Baca juga: Diduga Milik Pelaku, Motor Dilas ke Tiang, Tidak akan Dilepas sampai Maling Ditangkap

3. Ditemukan gila, setelah hilang selama 15 tahun

Ilustrasi depresiKatarzynaBialasiewicz Ilustrasi depresi
Hermawan warga Kabupaten Ciamis ditemukan kembali oleh keluarganya setelah dinyatakan hilang sejak 15 tahun yang lalu.

Pria tersebut hilang saat usia 19 tahun ketika pamit merantau karena tak bisa melanjutkan kuliah.

Tak pernah ada yang tahu keberadaan Hermawan hingga ia ditemukan Sarkam seorang relawan di Jalur Pantura, Indramayu.

Sarkam merawat Hermawan selama 1 tahun lebih hingga akhirnya Hermawan menceritakan identitas dirinya.

Saat ini Hermawan sudah dijemput keluarganya dibawa pulang ke Desa Sukasari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Baca juga: Niat Kuliah Tak Kesampaian, Hermawan Pergi, Ditemukan 15 Tahun Kemudian dalam Kondisi Gangguan Jiwa

4. Kepala desa di Madiun tanam porang

Ilustrasi tanaman porang (Amorphophallus muelleri)SHUTTERSTOCK/Shanjaya Ilustrasi tanaman porang (Amorphophallus muelleri)
Kepala Desa Durenan, Purnama (50), menanam 38.000 batang porang di lahan seluas 2,8 hektar.

"Ini sudah ditawar Rp 825 juta, tetapi saya minta Rp 1,2 miliar. Perkiraan ada sekitar 38.000 pohon. Kalau satu pohon bisa menghasilkan 4 kg dan saat ini harga per kilo Rp 10.000, semua bisa laku 1,5 miliar," katanya sambil tersenyum, seperti dilansir dari Surya.co.id.

Purnama mengaku, menanam porang memang terbilang mudah. Namun, modal awal untuk membeli bibit porang cukup mahal.

Untuk satu hektare lahan, menurutnya, dibutukan modal sekitar Rp 55 hingga Rp 60 juta untuk membeli bibit.

Namun, kata Purnama, ketika panen petani bisa memperoleh Rp 300 juta lebih.

"Bahkan sebelah rumah saya, ia beli bibit Rp 12 juta, ketika panen dijual laku Rp 55 juta," urainya.

Baca juga: Punya 38.000 Tanaman Porang, Purnama: Sudah Ditawar Rp 825 Juta, tetapi Saya Minta Rp 1,2 M

5. Patungan bangun jembatan

Sejumlah warga tengah mengerjakan bagian jembatan yang belum selesai Jumat (16/4/2021), jembatan di jalan milik Provinsi Banten tersebut dibangun swadaya oleh warga.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Sejumlah warga tengah mengerjakan bagian jembatan yang belum selesai Jumat (16/4/2021), jembatan di jalan milik Provinsi Banten tersebut dibangun swadaya oleh warga.
Warga Desa Ciladaeun, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten patungan mengumpulan dana untuk membangun jembatan.

Jembatan tersebut berada di ruas jalan milik provinsi namun pembangunannya diambil alih oleh warga setelah jembatan darurat yang disediakan oleh pemerintah kerap hanyut.

Jembatan tersebut merupakan jalur utama di Banten untuk menghubungkan utara Lebak dan selatan di bagian timur bahkan hingga ke Sukabumi.

Jembatan tersebut putus sejak awal tahun 2020. Sebagai akses penggani, Pemprov Banten membangun jembatan darurat namun jembatan itu kerap hanyut dan tak bisa dilewati saat air sungai melup.

Kesal karena akses terputus saat sungai meluap, warga berinisiatif membangun jembatan sendiri. Warga kemudian patungan hingga terkumpul ratusan juta rupiah untuk bangun jembatan.

Baca juga: Kesal dengan Janji Pemerintah, Warga 14 Desa di Lebak Banten Patungan Bangun Jembatan

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idon Tanjung, Acep Nazmudin | Editor : Farid Assifa, Reza Kurnia Darmawan, Pythag Kurniati, Michael Hangga Wismabrata, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com