Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Observasi Kejiwaan Anak yang Bunuh Ayah di Lampung Sudah Keluar

Kompas.com - 05/04/2021, 14:34 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Hasil observasi kejiwaan terhadap PK (25), pelaku pembunuhan sadis di Lampung sudah keluar.

PK sebelumnya melakukan pembunuhan sadis terhadap ayah kandungnya.

Hasil observasi ini masih dipelajari oleh kepolisian untuk menentukan langkah selanjutnya terhadap pelaku.

Baca juga: Anak Bunuh Bapak secara Sadis di Lampung Tengah, Bagian Tubuh Korban Dibawa Keliling Kampung

Humas Rumah Sakit Jiwa Kurungan Nyawa David membenarkan bahwa hasil observasi terhadap pasien itu sudah keluar pada Kamis (1/4/2021).

"Hasilnya sudah keluar. Sudah kami serahkan ke kepolisian, karena yang mengumumkan hasil itu adalah kepolisian," kata David saat dihubungi, Senin (5/4/2021).

David menambahkan, pasien juga sudah diserahkan kembali ke kepolisian bersama hasil observasinya.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 4 April 2021

PK diketahui telah membunuh S (69) secara sadis.

Pembunuhan itu terjadi di dapur rumah mereka di Kampung Sendang Rejo, Lampung Tengah.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Kalirejo Iptu Edy Suhendra mengatakan, hasil observasi dari RSJ masih dipelajari oleh penyidik.

"Masih kami pelajari hasil observasinya. Nanti kami gelar perkara berdasarkan hasil observasi ini," kata Edy.

Edy menambahkan, pihaknya juga sudah mengumpulkan bukti dan keterangan sejumlah saksi atas kasus pembunuhan tersebut.

"Nanti setelah gelar perkara akan kami publikasikan hasilnya, untuk sementara hanya itu yang bisa kami sampaikan," kata Edy.

Menurut Edy, observasi atas kejiwaan pelaku ini dilakukan karena ada informasi bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa.

"Pernah dibawa berobat, tapi ke puskesmas," kata Edy.

Namun, polisi tidak menemukan bukti secara medis yang menjelaskan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa.

Polisi kemudian memutuskan untuk memeriksa pelaku di RSJ.

Edy mengatakan, dari hasil pemeriksaan pasca kejadian, pelaku selalu mengaku bahwa dia ketakutan karena merasa hendak disantet oleh korban.

"Dia (pelaku) ngomong, daripada dia dibunuh korban, lebih baik dia yang bunuh duluan," kata Edy.

Diberitakan sebelumnya, seorang anak membunuh ayah kandungnya sendiri usai pulang dari sawah di Lampung Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com