KOMPAS.com- Jerawat membawa berkah. Kalimat itu sepertinya tepat disematkan untuk perempuan muda berusia 27 tahun bernama Septrina Rams Chhetri.
Bermula dari jerawat parah yang dialaminya, lahirlah produk skincare dengan merek Jarkeen.
Ternyata di balik kesuksesan produk ini, ada kisah jatuh bangun Septrina, sang pemilik hingga ia harus menahan lapar agar bisa menabung.
Baca juga: Kisah Sukses Septrina Jual 10.000 Botol Skincare Tanpa Modal, Ini Rahasianya
Profesinya sebagai beauty vlogger membuat kulit Septrina rusak.
Berbagai pengobatan dokter kulit telah ia coba, namun hasilnya nihil.
Septrina kemudian bertemu dengan dermatologis yang memberikan serum buatan Indonesia.
Ternyata serum itu membuat kulitnya membaik.
Tahun 2018, Septrina membagikan pengalamannya kepada sejumlah follower. Ketertarikan orang-orang membuatnya mulai menekuni bisnis skincare ini.
Septrina kemudian fokus pada produk skincare yang diberi nama Jarkeen.
Dengan sistem Pre Order (PO), Septriana pun melakukan bisnis ini tanpa modal.
"Saya mulai bisnis skincare tahun 2018 tanpa modal karena sistemnya PO," kata dia.
Kini, dalam satu bulan, Septrina mampu menjual 10.000 botol serum.
Tiga tahun menggeluti bisnis ini, kini Septrina mampu membeli mobil mewah, memiliki banyak karyawan hingga mampu mengembangkan bisnisnya.
Dia memiliki Rams Company (Ramsco) yang menaungi produk fesyen unisex Upper Most dan Vlinder untuk busana perempuan.
Semenjak ayah dan ibunya bercerai, perempuan kelahiran Bandung, 6 September 1992 itu mengikuti sang ayah pindah ke Australia.
Di sana, ayahnya menikah lagi dengan ibu sambungnya.
Septrina terbiasa melakukan pekerjaan selama berada di negeri orang. Mulai dari menjadi baby sitter, membuat kopi di restoran hingga bekerja di usaha farmasi.
Dia selalu bekerja sepulang sekolah dan menyimpan uang tabungannya di bawah bantal.
Septrina kerap menahan lapar dan hanya membeli jus untuk mengisi perutnya demi bisa menabung.
Suatu saat, uang itu akan digunakannya pergi ke Indonesia menemui ibu kandungnya.
Ketika duduk di bangku kelas 3 SMA, uang Septrina terkumpul Rp 30 juta. Dia pun kembali pulang ke Indonesia.
"Aku beli TV, beli keperluan yang kami (Septrina dan ibunya) enggak punya," kata dia.
Kesuksesan Septrina tidak serta-merta jatuh dari langit.
Ada proses panjang yang dia lewati.
Perempuan yang pernah berkuliah di jurusan Hubungan Internasional Universitas Parahyangan (Unpar) itu berpesan untuk para pemula untuk menikmati setiap proses membangun usaha.
Selain itu, inovasi juga merupakan hal yang harus dilakukan dalam menjual produk.
Bagi Septrina, yang tak kalah penting adalah mengenai sumber daya manusia.
Karyawan yang solid menjadi kekuatan besar dalam membangun bisnis.
Dia pun bisa bertahan dengan bisnis skincare tersebut meski dalam kondisi sulit pandemi, tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, Reni Susanti | Editor: Aprilia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.