Tak jarang, ada mobil yang datang ke gudang membawa banyak kotak.
"Orang ini (AG) tertutup. Jarang komunikasi dengan orang. Istrinya lebih banyak di dalam, sesekali lah beli sesuatu ke kedai. Kalau anaknya, main-main di sini," ujarnya.
Hutabarat sudah seminggu terakhir tak pernah melihat AG. Menurutnya, AG juga tak muncul ketika polisi dan tim Densus 88 Antiteror datang ke gudang tersebut.
"Kalau istrinya beberapa hari yang lalu lah masih ada nampak. Tak nampak lagi setelah dijemput mobil sedan ke rumah," katanya.
Kedatangan tim Densus 88 Antiteror ke gudang tersebut menguatkan dugaan Hutabarat selama ini.
"Gimana gak curiga. Sejak awal di sini jarang komunikasi. Tertutup. Semalam di jalan ini penuh mobil. Jam 9 malam baru selesai kotak-kotaknya diangkut pakai truk," katanya.
Baca juga: Densus 88 Sita 500 Kotak Amal dari Terduga Teroris di Deli Serdang
Sebelumnya, Tim Densus Antiteror Mabes Polri menggerebek sebuah gudang di Desa Manunggal, Kecamatan Helvetia, Deli Serdang, Jumat sore.
Polisi mengamankan 500 kotak amal, stiker, brosur, dan beberapa lembar baju.
"Benar tadi di Desa Manunggal, Helvetia. Jadi Densus 88 Mabes Polri kembali mengamankan ratusan kotak amal diperkirakan 500 kotak amal," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi ketika dikonfirmasi pada Jumat malam.
Polisi juga menyita ratusan stiker, brosur, dan beberapa lembar baju yang digunakan saat menarik kotak amal di sejumlah titik yang ditentukan, seperti pasar, minimarket, rumah makan, swalayan, dan lainnya.
"Kotak amal itu tersebar di Helvetia, Belawan. Itu yang diamankan posisinya sudah ada di bengkel. Sebagian masih ada tersisa, ada isinya. Sebagian besar sudah kosong. Jadi itu mungkin sudah digunakan oleh keperluan mereka," katanya.
Stiker, brosur, dan baju tersebut memiliki tulisan yang menunjukkan lembaga atau yayasan. Terdapat ajakan bersedekah kepada yatim piatu dan lain sebagainya di sejumlah barang itu.