Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Korban Pergerakan Tanah di Sumedang Diungsikan ke GOR Desa

Kompas.com - 27/03/2021, 18:51 WIB
Aam Aminullah,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Sebanyak 23 kepala keluarga (KK) di RT 005 RW 001, Dusun Babakan Kopo, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diungsikan ke GOR desa, Sabtu (27/3/2021).

Penyebabnya, wilayah RT tersebut dilanda bencana pergerakan tanah sejak Rabu (24/3/2021) hingga Jumat (25/3/2021) kemarin.

Kepala Desa Tanjungwangi Mamat Rahmat mengatakan, bencana pergerakan tanah yang terjadi pada Rabu (24/3/2021), berawal dari retakan kecil pada sebagian rumah dan tanah.

"Tapi, retakan yang semula kecil ini ternyata malah terus membesar. Bahkan, pada Kamis kemarin itu, retakannya malah terus meluas sampai mengenai 23 rumah warga," ujar Mamat kepada Kompas.com di kantor desa, Sabtu.

Baca juga: Jenuh Menunggu Relokasi, Pengungsi Tanah Bergerak di Sukabumi Pulang ke Rumah

Melihat kondisi tersebut, pihak desa memutuskan untuk mengungsikan para penghuni rumah dari lokasi bencana tersebut.

Sebab, kata Mamat, bila dibiarkan bertahan dikhawatirkan bencana makin membesar dan mengancam keselamatan warga.

"Sebagai langkah awal, pagi ini (Sabtu) kami telah mengungsikan korban ke GOR desa sebanyak 16 KK, sedangkan sisanya mengungsi ke rumah kerabat dekat yang lokasinya lebih aman," tutur Mamat.

Mamat menyebutkan, pihak desa bersama unsur gabungan lainnya seperti dari Tagana, BPBD dan unsur kebencanaan lainnya di Sumedang telah meyakinkan agar warga tidak kembali ke rumah sebelum situasi dinyatakan aman.

"Kami sudah memberikan pengarahan kepada warga agar tidak dulu kembali ke rumah, sampai situasi benar-benar aman," sebut Mamat.

Baca juga: Warga Kesulitan Air Bersih akibat Tanah Bergerak di Kaki Gunung Beser Sukabumi

Menurut dia, bencana pergerakan tanah yang terjadi di wilayahnya ini diduga akibat tingginya curah hujan yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Oleh sebab itu, kata Mamat, pada musim hujan saat ini, pihak desa mengimbau warga untuk lebih waspada terhadap potensi bencana di sekitar lingkungannya.

"Wilayah desa kami ini kontur tanahnya cukup labil, dan berada di kawasan perbukitan. Sehingga sangat rentan terjadi bencana alam. Kami juga sudah melaporkannya ke instansi terkait," kata Mamat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com